WahanaNews.co | Amerika
Serikat (AS) terus memantau pergerakan kapal pengangkut angkatan laut Iran yang
menuju Karibia. Kapal ini diduga mengangkut senjata ke Venezuela.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
"AS siap mengambil tindakan terhadap pengiriman senjata apa
pun yang mungkin ada di dalamnya," ungkap pejabat pemerintah AS pada Jumat.
"Pemerintahan Presiden AS Biden berhak mengambil tindakan,
berkoordinasi dengan sekutu di kawasan, untuk mencegah transit atau pengiriman
senjata," ungkap salah satu pejabat AS.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) AS
menambahkan Washington siap menggunakan sanksi terhadap aktor mana pun yang
memungkinkan penyediaan senjata Iran kepada mitra dan proksi yang kejam.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin mengatakan
kepada komite Senat pada Kamis bahwa dia benar-benar prihatin dengan
proliferasi senjata di Belahan Barat.
Austin menanggapi komentar Senator Partai Demokrat Richard
Blumenthal bahwa kapal Iran membawa rudal dan kapal serang cepat ke Venezuela.
"Membiarkan kapal ini berlabuh tampaknya penting bagi saya
di berbagai tingkatan," ujar anggota parlemen dari Connecticut itu.
Dia menambahkan, "Ini akan menjadi pertama kalinya
kapal-kapal Iran melakukan transit seperti itu dan preseden yang mengizinkan
Iran menyediakan senjata ke wilayah itu membuat saya sangat khawatir."
Saat didesak Blumenthal, Austin mengatakan dia lebih suka
membahas pertanyaan tentang muatan kapal dalam sesi tertutup.
Pejabat Venezuela tidak menanggapi permintaan komentar.
Ketegangan muncul pada saat yang sulit dalam geopolitik
global ketika kekuatan dunia dan Iran berusaha menghidupkan kembali perjanjian
nuklir penting mereka menjelang pemilu di Iran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan
Iran dengan cepat mengembangkan program nuklirnya.
Menurut Blinken, kembali ke kesepakatan 2015 yang mantan
Presiden Donald Trump keluar darinya adalah langkah pertama yang diperlukan
untuk mencegah Teheran memperoleh bom nuklir.
"Senjata Iran telah dikirim ke Venezuela untuk waktu yang
sangat lama dan begitu juga senjata Rusia, tetapi ada perbedaan dalam jenis
senjata yang dikirim ke sana dan rudal menjadi perhatian utama," ujar Elliott
Abrams, mantan pejabat khusus Trump untuk Venezuela yang sekarang menjadi rekan
senior di Dewan Hubungan Luar Negeri.
"Waktunya cukup mencolok. Iran tahu itu akan tiba di sekitar
pembicaraan Wina dan saya pikir itu adalah sikap penghinaan bagi AS untuk
melakukan ini sekarang," ungkap dia.
Pejabat Biden mengatakan penjualan senjata Iran terjadi
setahun yang lalu, selama kepresidenan Trump, dan mencerminkan upaya Iran
menentang "postur tekanan maksimum" pemerintahan sebelumnya.
Abrams menyebut hubungan militer antara Caracas dan Teheran
mendahului kampanye tekanan maksimum oleh Trump.
Politico melaporkan sebelumnya, pemerintahan Biden secara
pribadi mendesak pemerintah Venezuela dan Kuba untuk menolak dua kapal angkatan
laut Iran.
"Pemerintah Venezuela berusaha memanfaatkan situasi untuk
mendapatkan keringanan dari sanksi AS," papar Politico, mengutip orang-orang
yang tidak disebutkan namanya.
Dalam kolom Opini Bloomberg pada Jumat, purnawirawan
Laksamana Angkatan Laut AS James Stavridis mengatakan kapal, Markan, tampaknya
mengangkut speedboat kelas Peykaap Iran, yang biasanya dioperasikan Korps Garda
Revolusi Islam di Teluk Persia.
Hampir sekitar 18,3 meter panjangnya, speedboat Iran dapat
membawa dua rudal anti-kapal mematikan yang memiliki jangkauan hampir 20 mil
dalam mode rudal permukaan-ke-permukaan, serta sepasang torpedo.
"Jika AS bersedia menyita pengiriman minyak Iran karena
melanggar sanksi tahun lalu, AS harus siap untuk mengambil tindakan langsung
menghentikan pengiriman mesin perang kecil tapi mematikan ini ke rezim yang
korup dan berbahaya di Caracas," tutur dia. [dhn]