Beberapa drone dilaporkan jatuh saat menjalankan misi pengintaian di wilayah udara Yaman, kemungkinan dijatuhkan oleh rudal permukaan-ke-udara Sayyad-2C, Saqr, atau bahkan SA-6 buatan Rusia.
Selain itu, AS juga mencatat insiden kecelakaan saat kapal induk USS Harry Truman menghindari rudal Houthi, menyebabkan dua Super Hornet jatuh ke laut.
Baca Juga:
Negosiasi Tarif dengan AS Menghangat, Prabowo Tancap Gas Sederhanakan Aturan Impor
Insiden paling krusial terjadi pada 28 April, ketika kapal induk melakukan manuver mendadak untuk menghindari rudal masuk, menyebabkan jet tempur yang sedang dalam proses pengangkatan terlepas dan jatuh ke Laut Merah.
Beberapa hari kemudian, dua pilot terpaksa melontarkan diri karena Super Hornet mereka gagal menangkap kabel pendaratan saat mendarat di kapal induk yang sama.
Kekhawatiran Global
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
Fakta bahwa Houthi, kelompok bersenjata dari salah satu negara termiskin di dunia, hampir berhasil menjatuhkan F-35, yang diekspor ke 19 negara dan ditawarkan ke banyak negara lainnya, telah menggemparkan komunitas pertahanan global.
Beberapa pihak menyebut ini sebagai momen kehilangan muka besar-besaran bagi AS dan Lockheed Martin.
Sinyal keruntuhan dominasi udara Barat juga terlihat dari laporan jatuhnya jet Rafale Prancis oleh jet China yang dioperasikan Pakistan di India, serta hilangnya F-16 di Ukraina.