Raksasa perkapalan dunia seperti Maersk, Evergreen, Mediterranean Shipping Company (MSC), Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, dan Hyundai Merchant Marine (HMM) telah memilih cara ini. Terbaru, perusahaan pelayaran kakap China, Cosco Shipping, juga memilih cara serupa.
Ini pun akhirnya berdampak pada kenaikan tarif pengiriman. Tarif angkutan barang dari Asia ke Eropa Utara meningkat lebih dari dua kali lipat pada minggu ini menjadi di atas US$ 4.000 (Rp 62 juta) per unit 40 kaki.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Dari data terbaru Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman menyebut perdagangan global turun 1,3% dari bulan November hingga Desember 2023. Serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah oleh milisi Houthi di Yaman menyebabkan penurunan volume kargo, dari 500.000 per hari menjadi 200.000.
Berdasarkan wilayah, indikator perdagangan IfW Kiel untuk bulan Desember menunjukkan ekspor dan impor ke Uni Eropa (UE) masing-masing turun sebesar 2% dan 3,1%. Sementara Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan ekspor sebesar 1,5% dan impor sebesar 1%, meskipun jalur perdagangan Laut Merah sebenarnya kurang penting bagi negara tersebut.
Selain itu, harga minyak juga berpotensi melonjak akibat ketegangan ini. Kepala penelitian minyak Goldman Sachs, Daan Struyven, mengatakan harga minyak dunia dapat melonjak 20% hingga 100% jika konflik ini meluas ke Selat Hormuz.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Diketahui, Selat Hormuz merupakan perairan sempit yang menghubungkan Laut Arab dan Teluk Persia. Jalur pelayaran ini juga merupakan pintu masuk bagi kapal-kapal Iran menuju Samudera Hindia dan ke arah Laut Merah.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.