WahanaNews.co, Jakarta – Pasca Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melancarkan serangan ke negara Yaman dalam misi melawan milisi Houthi, Arab Saudi buka suara soal situasi di Yaman.
Mengutip Media Lebanon, Al Mayadeen, Riyadh mengaku akan terus memantau situasi yang ada di tetangga Selatannya itu. Negeri pimpinan Raja Salman bin Abdul Aziz itu mengamati bagaimana operasi pimpinan Washington berlangsung.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
"Saudi menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas regional di Laut Merah dan meminta (para pihak) menahan diri dan menghindari eskalasi," tambah keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi, Jumat (12/1/2024) melansir CNB Indonesia.
Sebelumnya, AS akhirnya memutuskan untuk melakukan serangan langsung ke wilayah Yaman. Ini dilakukan demi menggempur kelompok Houthi, penguasa negara itu yang telah melakukan serangan ke beberapa kapal dagang di Laut Merah.
Houthi mengaku serangan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. Selain kapal Israel, kelompok pro-Iran itu menyebut akan menyerbu kapal-kapal negara-negara sekutu Tel Aviv.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
AS telah membentuk koalisi angkatan laut internasional, Operation Prosperity Guardian, yang bertujuan melindungi jalur air, dengan Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Singapura, Selandia Baru, dan Inggris. Meski tidak bergabung dengan koalisi AS, Prancis juga diketahui beroperasi di wilayah tersebut.
Sementara itu, Arab Saudi hingga telah memimpin pasukan aliansi dalam menggempur Yaman untuk juga melawan Houthi. Diketahui, kelompok itu juga telah melakukan beberapa serangan ke instalasi minyak milik Negeri Raja Salman.
Di sisi lain, ketegangan antara Houthi dan Barat telah membuat perusahaan pelayaran dunia ketar-ketir. Meski belum jadi konflik langsung yang nyata, mayoritas raksasa pelayaran dunia telah mengalihkan rute pelayaran Asia-Eropa dari Laut Merah dengan memutar ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan.