Alih-alih mendukung aksi balasan tanpa bukti, China memilih menyerukan penyelidikan menyeluruh, netral, dan transparan atas serangan yang terjadi.
Gao menekankan bahwa sebelum ada bukti kuat, tidak ada negara yang seharusnya menggunakan insiden ini untuk meningkatkan ketegangan.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Ia menambahkan bahwa China juga pernah kehilangan warga negaranya akibat serangan teror di Pakistan, tetapi tetap mendesak pentingnya proses investigasi mendalam daripada reaksi terburu-buru.
Ini menunjukkan preferensi China terhadap stabilitas dan hukum internasional, sekaligus mempertegas bahwa batas dukungan tetap ada jika kedaulatan Pakistan diganggu.
3. Ketergantungan Militer Pakistan terhadap Senjata Buatan China
Baca Juga:
Diduga Pasok Teknologi Rudal ke Iran, FBI Tawarkan Rp245 Miliar untuk Tangkap Baoxia Liu
Dari segi militer, hubungan kedua negara sangat erat. Data dari The Islamabad Post menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen sistem persenjataan Pakistan berasal dari Tiongkok.
Persenjataan itu mencakup jet tempur JF-17 Thunder, kapal selam kelas Yuan, sistem pertahanan udara HQ, serta rudal balistik dan jelajah P-10 dan P-15.
Baru-baru ini, kedatangan pesawat angkut Y-20 di Pakistan menandakan pengiriman alat pertahanan tambahan dari China, sebagai sinyal kesiapan untuk kerja sama lebih lanjut di medan tempur.