Raksasa-raksasa makanan cepat saji seperti McDonald's, Starbucks, dan KFC mengalami penurunan signifikan dalam jumlah pelanggan, mencerminkan kemarahan dan kecaman yang merajalela terhadap perang sengit antara Israel dan Palestina.
Boikot ini, yang dipicu sebagian besar melalui seruan di media sosial, telah melibatkan puluhan perusahaan dan produk, mendorong konsumen untuk memilih alternatif lokal.
Baca Juga:
Seorang Buronan Kejahatan Ekonomi Diekstradisi dari Maroko ke China
Terdapat kecurigaan bahwa merek-merek ini memberikan dukungan finansial kepada Israel selama agresinya terhadap Gaza dan Tepi Barat.
Meskipun mayoritas perusahaan menolak untuk mengakui keterlibatan mereka dengan Israel, boikot terus mendapatkan momentum karena cabang-cabang mereka dilaporkan hampir sepi.
McDonald's, sebagai contoh, membantah klaim yang disebut sebagai "informasi yang salah" dan rumor, namun demikian, tekanan dari boikot terus meningkat.
Baca Juga:
Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 Lawan Ekuador
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.