Bendungan ini juga memasok air ke semenanjung Crimea, yang dicaplok Rusia pada 2014, dan ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang juga di bawah kendali Kremlin.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan tak ada risiko langsung terhadap nuklir di pabrik akibat meledaknya bendungan. Meski begitu, IAEA menegaskan pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat.
Baca Juga:
Perang Makin Panas, Rusia Lancarkan 90 Drone Shahed Iran ke Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky marah dan menuduh Rusia sebagai pihak yang melakukan perusakan.
"Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya menegaskan bagi seluruh dunia bahwa mereka (Rusia) harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina," kata Zelensky di Telegram.
Sementara itu, pejabat Rusia di Kherson menuding bahwa Ukraina yang menyerang bendungan tersebut.
Baca Juga:
NATO Buka Pintu Normalisasi dengan Rusia, Tapi Ada Syarat
Serangan itu diklaim terjadi pada pukul 23.00 GMT selama beberapa kali, dan menghancurkan katup hidrolik PLTA meski tak sepenuhnya hancur.
"Kami meminta semua penduduk permukiman pesisir untuk siap dievakuasi," ujarnya.
"Layanan darurat dan khusus di kawasan ini dalam kesiapan penuh dan akan menyediakan semua bantuan yang diperlukan."[eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.