WahanaNews.co, Gaza - Sudah meninggal sekalipun, warga Gaza tak bisa tenang. Bagaimana tidak, pasukan Israel dengan keji menghancurkan pemakaman di Kota Khan Younis di selatan Jalur Gaza, dengan alasan mencari jenazah sandera yang ditahan Hamas.
Koresponden Anadolu Agency melaporkan bahwa pasukan Israel meninggalkan Khan Younis setelah merusak kuburan di wilayah tersebut pada Rabu (17/1/2024) pagi.
Baca Juga:
Gedung Putih Usahakan Selamatkan Dokter Amerika yang Terjebak di RS Eropa Jalur Gaza
Pemakaman tersebut terletak dekat Rumah Sakit Nasser, dan setelah memasuki rumah sakit, pasukan Zionis menuju pemakaman untuk menggali beberapa kuburan dan kemudian menghancurkan area tersebut.
Berita dari CNN juga mencatat bahwa pasukan Israel memindahkan jenazah yang telah mereka gali dari kuburan tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim tindakan tersebut dilakukan dalam upaya mencari sandera yang diduga ditawan oleh Hamas, dengan niat mengembalikan jenazah para sandera jika ditemukan di lokasi tersebut.
Baca Juga:
Geger, Angka Gangguan Jiwa dan Bunuh Diri di Barisan Militer Israel Meningkat
"Proses identifikasi sandera dilakukan di lokasi yang aman dan alternatif, memastikan kondisi profesional yang optimal dan rasa hormat terhadap orang yang meninggal," kata juru bicara IDF.
IDF juga menyatakan pihaknya mengembalikan jenazah "dengan bermartabat dan hormat" jika hasil identifikasi menunjukkan bahwa mereka bukan jenazah sandera.
Meskipun demikian, gambar dan video yang beredar di platform media sosial menggambarkan sejauh mana kerusakan kawasan tersebut dan bagaimana sisa-sisa jenazah yang telah membusuk tergeletak begitu saja.
Dalam konteks hukum internasional, penyerangan terhadap kuburan dapat dianggap sebagai kejahatan perang, kecuali dalam situasi yang sangat terbatas, seperti jika lokasi tersebut dianggap sebagai fasilitas militer.
Agresi yang dilancarkan oleh Israel hingga saat ini telah menelan korban lebih dari 24.600 jiwa, dengan mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Pasukan Israel baru-baru ini mengumumkan niat mereka untuk fokus menyerang wilayah selatan Gaza. Wilayah tersebut dianggap oleh Israel sebagai area yang paling aman bagi warga sipil di dalam kantong Gaza.
Namun, jika serangan terfokus pada wilayah selatan, warga sipil di Gaza berisiko semakin terhimpit dan menghadapi potensi krisis kemanusiaan yang lebih serius.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini 85 persen dari populasi di Gaza tidak memiliki tempat tinggal dan menghadapi ancaman kelaparan.
Mereka tidak memiliki akses ke makanan, air bersih, bahkan obat-obatan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan di tengah agresi yang brutal dari pihak Zionis.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]