Penahanan Meng yang dilakukan otoritas Kanada atas nama pemerintah AS ini berkaitan dengan dugaan penipuan terhadap bank HSBC dan penipuan wire, di mana dia dituduh menyembunyikan pelanggaran terhadap sanksi-sanksi AS pada Iran yang dilakukan Skycom, anak perusahaan Huawei.
Jaksa-jaksa AS dalam dakwaannya menyebut Huawei mengalihkan pembayaran terkait Skycom melalui sistem perbankan AS, yang mengarah pada pelanggaran sanksi, dan menyebut Meng merupakan anggota dewan direksi Skycom.
Baca Juga:
Baidu dan Huawei Garap Masa Depan Otomotif: Navigasi, ADAS, dan Kokpit Pintar
Namun, pada Jumat (24/9/2021) waktu setempat, jaksa AS berhasil membuat Meng menyepakati pernyataan fakta dalam kasus ini.
Sebagai imbalannya, jaksa AS sepakat menangguhkan dakwaan terhadap Meng hingga 1 Desember 2022, dan akhirnya menggugurkannya jika Meng tetap mematuhi kesepakatan tersebut.
Dengan penyelesaian dan pembebasan Meng dalam kasusnya dengan AS, otoritas Kanada kini berharap agar dua warganya yang ditahan China atas dakwaan spionase segera dibebaskan.
Baca Juga:
Dukungan Digital: PLN dan Huawei Hadirkan Joint Innovation Center
Pengusaha Michael Spavor dan mantan diplomat Michael Kovrig ditahan otoritas China beberapa hari setelah Meng ditangkap di Kanada, dalam upaya yang disebut para pengkritik China sebagai “diplomasi penyanderaan”.
Setelah kabar bebasnya petinggi Huawei, Meng Wanzhou, Otoritas China ternyata juga membebaskan dua warga negara Kanada.
Kedua WN Kanada tersebut sebelumnya ditahan oleh China atas tuduhan spionase.