Namun, nilai yuan tetap turun relatif terhadap nilainya hanya beberapa hari yang lalu.
Ketika ditanya seorang reporter tentang kesepakatan yang dikabarkan pada Selasa, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan AS tidak meminta sekutunya memilih antara mereka dan China.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Penurunan pembelian minyak yang dilakukan dalam dolar AS berarti lebih sedikit pembeli internasional yang akan memiliki surplus mata uang AS yang perlu didaur ulang, yang biasanya dilakukan melalui perdagangan atau investasi.
Sebaliknya, petroyuan akan meningkatkan dinamika yang sama untuk China, yang berpotensi mengarah pada peningkatan perdagangan dan investasi.
Petroyuan tersebut kemudian dapat didaur ulang untuk membayar, misalnya, untuk proyek infrastruktur Belt and Road Initiative yang ditanggung Beijing.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
China sudah membeli seperempat dari ekspor minyak besar-besaran Arab Saudi, yang terbesar di dunia, dan sejak 2018, Beijing telah menawarkan kontrak minyak dengan harga renminbi.
Pekan lalu, Saudi Aramco, perusahaan minyak milik negara kerajaan, mengumumkan akan membantu membangun kilang minyak dan petrokimia baru yang besar di timur laut China.
Fasilitas ini akan mampu memproduksi 300.000 barel minyak per hari dan akan memiliki 1,5 juta metrik ton per tahun ethylene cracker dan 1,3 juta metrik ton per tahun unit paraxylene.