WahanaNews.co | Belum lama ini Rusia mengklaim menembak jatuh 40 drone Bayraktar buatan Turki. Meski demikian, Moskow hanya menemukan satu bangkai drone sebagai bukti di Suriah.
Adapun ilmuwan politik di Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), Francis Fukuyama, mengatakan pengiriman drone Bayraktar TB2 Turki ke Ukraina bisa menjadi " pengubah permainan" dalam konflik di Ukraina.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Rusia mengandalkan taruhan mereka berdasarkan sistem pertahanan udara jarak pendek dan bergerak Pantsir yang telah beraksi di Suriah dan Libya.
Turki dan Fukuyama mendasarkan argumen mereka pada keberhasilan Bayraktar di Nagorno-Karabakh, Libya dan Suriah, serta baru-baru ini dalam perang Tigray Ethiopia.
Tapi siapa yang benar? Banyak hal tergantung pada apakah Rusia benar-benar dapat memberikan hasil positif dalam menggagalkan serangan drone di wilayah Donbass di Ukraina.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
Sejauh ini, setidaknya ada satu serangan Bayraktar yang berhasil dilancarkan.
Sistem pertahanan udara Rusia dan drone Turki telah lama adu kuat di tengah ketegangan yang sedang berlangsung di sepanjang perbatasan Ukraina.
Nah jika situasi seperti perang muncul, maka kedua senjata ini akan menunjukkan kekuatannya terhadap satu sama lain.