Namun, bagi Seoul, pembangunan tersebut tetap dianggap sensitif karena lokasinya berada di area maritim yang disengketakan.
"Melalui berbagai saluran diplomatik, kedua belah pihak sepakat untuk mendiskusikan pengelolaan wilayah maritim di Laut Barat serta memperluas kerja sama konkret antara kedua negara," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Baca Juga:
Pertemuan Bilateral Vietnam, Prabowo Komitmen Ratifikasi ZEE
Upaya Menjaga Dialog Meski Ada Ketegangan
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam pernyataan terpisah, menekankan bahwa kedua negara akan tetap berkomitmen menjaga komunikasi yang intensif serta menangani perbedaan secara hati-hati agar tidak mempengaruhi stabilitas hubungan bilateral secara keseluruhan.
Meski pernyataan resmi bernada menenangkan, ketegangan tetap terasa di kalangan pejabat tinggi Korea Selatan.
Baca Juga:
Tangis Pengungsi Rohingya Pecah Saat Diusir dari Gedung BMA Aceh
Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul, dalam sesi dengar pendapat di parlemen, menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang mengevaluasi berbagai opsi tanggapan, termasuk kemungkinan menerapkan tindakan balasan secara proporsional.
Potensi Eskalasi
Pihak Kedutaan Besar China di Seoul sebelumnya menegaskan bahwa struktur tersebut dibangun sesuai dengan hukum domestik Tiongkok serta ketentuan hukum internasional yang berlaku.