"Kami berharap pihak-pihak terkait berhenti membesar-besarkannya untuk menciptakan ketegangan. Menggunakan ini sebagai dalih untuk mencoreng China tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri China pada CNN, November lalu.
Pemerintah China menyebut keberadaan kantor-kantor itu jadi bagian dari situasi tanggap Covid-19 mengingat banyak warga China dikucilkan di perantauan.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Tak hanya China, sebenarnya beberapa negara adidaya mendapat tuduhan serupa. Rusia sempat dituduh menggunakan zat kimia dan radioaktif mematikan di Inggris untuk membunuh mata-mata.
Kemudian di AS, CIA pernah dituduh terlibat skandal membawa terduga teroris dari Italia ke Teluk Guantanamo setelah peristiwa 9/11.
Sementara itu, Safeguard Defenders terhambat oleh jaringan polisi saat akan menilai skala upaya China untuk memaksa orang untuk kembali ke China. Berdasarkan data resmi China, jumlahnya hampir seperempat juta orang di seluruh dunia selama Xi Jinping berkuasa.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Direktur Kampanye Safeguard Defenders Laura Harth menilai tindakan China ditujukan pada mereka yang beda pendapat. Orang-orang ini diancam, dilecehkan dan dipastikan merasa takut sehingga pilihannya tinggal dan diam atau dikembalikan ke China.
Orang-orang ini akan ditelpon, mengintimidasi kerabat dan mengancam hingga mereka mau pulang.
"Jika itu tidak berhasil, mereka akan menggunakan agen rahasia di luar negeri. Mereka akan mengirim mereka dari Beijing dan menggunakan metode seperti memikat dan menjebak," kata Harth. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.