Beijing mengatakan pihaknya netral dalam konflik Ukraina, meski begitu negara yang dipimpin Xi Jinping ini dikritik karena menolak mengutuk Moskow atas serangannya.
Baik China dan Rusia memang diketahui telah meningkatkan kerja sama ekonomi dan kontak diplomatik dalam beberapa tahun terakhir. Kemitraan strategis kedua negara pun semakin erat sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga:
Prabowo Kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
Sebelumnya para pejabat AS mengatakan China tidak lagi memberikan bantuan militer langsung, namun memberikan pasokan yang dapat digunakan ganda sehingga memungkinkan Rusia untuk berkumpul kembali dalam menghadapi penundaan yang lama dalam bantuan AS ke Ukraina.
Blinken mengatakan hal ini termasuk "peralatan mesin, semikonduktor, dan barang-barang penggunaan ganda lainnya yang telah membantu Rusia membangun kembali basis industri pertahanan yang telah banyak dirusak oleh sanksi dan kontrol ekspor".
Diplomat terkemuka AS telah berjanji untuk mengangkat masalah ini dengan para pejabat China di Beijing minggu ini, serta menekan mereka untuk menggunakan pengaruh mereka terhadap Rusia guna membantu mengakhiri perang.
Baca Juga:
Bertemu Zhao Leji, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok
Beijing telah lama membantah klaim bahwa mereka membantu pertempuran Rusia di Ukraina dan bersikeras bahwa pihaknya tidak akan menerima "kritik atau tekanan" mengenai hubungannya dengan Moskow.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.