FT melaporkan tahun lalu bahwa China menerbangkan senjata hipersonik di sekitar bumi menggunakan sistem yang membuatnya lebih sulit untuk dilacak karena posisi sensor dan radar AS.
Senjata hipersonik juga bisa bermanuver dalam penerbangan dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara.
Baca Juga:
Beijing Pamer Kekuatan, Fujian Jadi Simbol Kebangkitan Armada Laut China
“Kemampuan untuk mengidentifikasi dan melacak, dan bertahan melawan hipersonik itu benar-benar kuncinya,” kata Aquilino.
Ia menambahkan bahwa Indo-Pacom mengandalkan SpaceCom dan CyberCom untuk meningkatkan “kesadaran ruang pertempuran” dalam hal senjata semacam itu.
Ketika ditanya apakah AS memiliki kemampuan yang cukup untuk melacak senjata hipersonik, Dickison lantas menjelaskan.
Baca Juga:
Program Unik di China: Bonus Rp2 Miliar untuk Pegawai yang Sukses Turunkan Bobot Tubuh
"(Seperti) dengan apa pun kami bisa menjadi lebih baik. Kami bisa melakukan hari ini, tetapi kami harus melakukan yang lebih baik besok," terangnya.
Moore mengatakan peningkatan konvergensi digital dengan Australia dan sekutu lainnya sangat penting untuk memungkinkan komunikasi yang aman antara komandan AS dan sekutu mereka di luar angkasa.
Dia mengatakan AS dan Australia sedang memperluas pelatihan dan pertukaran di domain cyber.