Para pengatama khawatir pernyataan AS ini dapat membawa negara adidaya itu ke ambang konfrontasi.
AS mengakui Republik Rakyat China pada 1979 tetapi mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” dengan Taiwan di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
Undang-undang tersebut mengamanatkan AS “melestarikan dan mempromosikan hubungan komersial, budaya, dan hubungan lain yang luas, dekat dan bersahabat antara rakyat Amerika Serikat dan rakyat Taiwan”.
Ketegangan China-Taiwan meningkat akhir-akhir ini. Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing menerbangkan jet tempurnya di dekat Taiwan, yang disebut sebagai peringatan kepada pemerintah di Taipei.
Beijing juga baru-baru ini mengadakan latihan pendaratan pantai di sisi Selat Taiwan dengan lebar sekitar 160 kilometer.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan pihaknya siap membela Taiwan jika diserang China. Namun Gedung Putih mengatakan AS "tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan kami dan tidak ada perubahan dalam kebijakan kami" terkait Taiwan.
Blinken pada Selasa menegaskan kembali bahwa AS masih hanya mengakui Beijing.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyambut baik dukungan Blinken untuk partisipasi yang lebih luas di panggung dunia. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.