WahanaNews.co, West Virginia - Pandangan atheis atau penolakan terhadap keberadaan Tuhan atau entitas ilahi dilaporkan semakin populer. Bahkan, hal ini dikaitkan dengan kemajuan ekonomi.
Sebuah penelitian dari Universitas Bristol menunjukkan bahwa sekularisasi berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi global pada tahun 1990-an.
Baca Juga:
Merasa Dirugikan, 2 Warga Jakarta Gugat Aturan ke MK Agar Bisa Hidup di RI Tanpa Beragama
Pada saat itu, populasi yang tidak mendasarkan kehidupan mereka pada agama berkontribusi sebanyak 40%.
Selain itu, berdasarkan penelitian dari Mississippi State University dan West Virginia University, terdapat korelasi positif antara variabel atheis dan agnostik dengan kewirausahaan produktif. Sebaliknya, terdapat korelasi negatif dengan semua metrik yang berkaitan dengan agama.
"Persentase penduduk yang mayoritas atheis atau agnostik memiliki korelasi positif dan signifikan dengan skor kewirausahaan produktif suatu negara bagian," demikian laporan penelitian yang dikutip dari Yahoo pada Minggu (10/9/2023).
Baca Juga:
Selebgram Medan Ratu Entok Ditahan, Kasus Yesus Diminta Potong Rambut
Mengutip CNBC Indonesia, salah satu alasan positif dari temuan tersebut adalah sejumlah orang memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk berbisnis daripada beribadah.
Selain itu, beberapa negara memiliki populasi atheis yang cukup besar, dengan Ceko sebagai yang paling mencolok dengan persentase mencapai 78,4%, seperti yang diungkapkan oleh Pew Research Center's Religious Composition by Country.
Inilah daftar negara dengan populasi atheis terbanyak dunia versi Pew Research Center's Religious Composition by Country tahun 2022.