WahanaNews.co, Moskow – Atas aksi penembakan massal di Crocus City Hall, dekat Kota Moskow, Rusia yang menewaskan lebih dari 100 orang, kelompok Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) disebut bertanggung jawab.
Dikutip dari AFP, seperti melansir dari CNN Indonesia, Sabtu (23/3/2024) sejak kelompok Taliban mengambil alih Kabul, Islamic States Khorasan Province (ISKP) - cabang ISIS di Afghanistan, mereka telah berhasil merekrut anggota dari gerakan saingannya.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Kelompok ini juga berulang kali menunjukkan kemauan dan kemampuan untuk menyerang di luar perbatasan Afghanistan.
Misalnya, ledakan pada Agustus 2021 yang diklaim oleh kelompok tersebut menewaskan 100 warga sipil dan 13 tentara Amerika di bandara Kabul.
Ini terjadi saat Amerika Serikat menarik diri dari ibu kota Afghanistan dan Taliban mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga:
Otoritas Iran Tangkap 11 Tersangka Terkait Ledakan Bom yang Menewaskan 84 Orang
Peristiwa itu merupakan serangan paling mematikan yang pernah dilakukan ISIS terhadap AS.
Washington menawarkan hadiah 10 juta dollar bagi mereka yang bisa memberikan informasi tentang pemimpin ISKP Sanaullah Ghafari, yang juga dikenal sebagai Shahab al-Muhajir.
"(Ghafari) bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi," kata Departemen Luar Negeri AS, yang menggunakan akronim alternatif untuk ISKP.
Bahkan, Kementerian Luar Negeri AS pun memasukkan Ghafari ke dalam daftar hitam teroris asing pada November 2021.
Tutup koneksi ke pusat
Hans-Jakob Schindler, direktur penelitian Proyek Kontra Ekstremisme (CEP), mengatakan cabang ISIS di Afghanistan dibangun oleh utusan kelompok tersebut yang datang dari Irak dan Suriah.
Ini berbeda dengan fenomena di negara lain; kelompok teroris yang sudah eksis sebelumnya berjanji atau berbaiat untuk mendukung perjuangan ISIS.
"Mereka (ISIS Afghanistan) memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pusat tersebut, lebih dari afiliasi lainnya," kata Schindler kepada AFP.
Lucas Webber, salah satu pendiri situs spesialis Militant Wire, pun menyoroti "ISKP telah muncul sebagai cabang ISIS yang paling berwawasan internasional, membuat propaganda dalam lebih banyak bahasa dibandingkan cabang lainnya sejak puncak kekhalifahan di Irak dan Suriah."
Negara ini telah melancarkan "kampanye yang ambisius dan agresif untuk meningkatkan kemampuan operasi eksternalnya dan menyerang berbagai musuh di luar negeri," imbuhnya.
Dalam pantauan
Badan keamanan Barat dan Rusia diketahui telah lama memantau ISKP.
Pada hari Selasa, pihak berwenang Jerman diketahui menangkap dua tersangka jihadis Afghanistan, yang diyakini merencanakan serangan terhadap parlemen Swedia.
Pembakaran Alquran di depan umum juga telah meningkatkan ancaman teroris terhadap Stockholm.
Salah satu dari dua pria tersebut diduga berasal dari Jerman untuk bergabung dengan ISKP.
Jerman sebelumnya membongkar jaringan Rusia-Tajik pada tahun 2020, dengan lebih banyak kelompok yang menjadi sasaran pada tahun 2022 dan 2023.
Pihak berwenang Rusia pada 7 Maret mengatakan bahwa mereka telah membunuh tersangka anggota ISKP dalam sebuah operasi di wilayah Kaluga di barat daya Moskow.
Para pejabat mengatakan orang-orang telah merencanakan serangan terhadap sebuah sinagog di ibu kota.
Sementara, Kazakhstan mengatakan dua warganya tewas dalam operasi tersebut.
[Redaktur: Alpredo Gultom]