WahanaNews.co, Jakarta - CEO Delta Air Lines, Ed Bastian, mengungkapkan pada Rabu (31/7/2024) bahwa gangguan besar dalam teknologi informasi (TI) yang terjadi awal bulan ini telah menyebabkan kerugian sebesar 500 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.320) bagi perusahaan.
Bastian menjelaskan bahwa angka kerugian tersebut tidak hanya mencakup kehilangan pendapatan, tetapi juga "puluhan juta dolar AS per hari untuk kompensasi dan akomodasi hotel" selama lima hari.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Gangguan TI ini menyebabkan Delta membatalkan lebih dari 5.000 penerbangan hingga 25 Juli, dengan masalah yang disebabkan oleh pembaruan perangkat lunak CrowdStrike yang bermasalah, yang mengakibatkan ribuan sistem Microsoft di seluruh dunia harus offline.
Insiden ini merupakan kejadian yang jarang terjadi bagi Delta. Proses pemulihan yang lebih lambat dibandingkan dengan maskapai lain menyebabkan Departemen Transportasi AS melakukan investigasi.
Setelah gangguan TI, platform Delta yang mengatur penjadwalan kru dan pesawat tidak dapat menyesuaikan perubahan dengan baik, menyebabkan masalah tambahan, menurut pihak maskapai.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Bastian mengungkapkan bahwa Delta berencana untuk menuntut ganti rugi atas gangguan TI ini, mengatakan, "Kami tidak punya pilihan lain."
CrowdStrike belum memberikan bantuan finansial kepada Delta, kata Bastian.
Seorang juru bicara CrowdStrike mengatakan mereka "tidak mengetahui adanya gugatan hukum dan tidak memberikan komentar lebih lanjut." Microsoft juga belum merespons permintaan komentar.
“Kami harus melindungi pemegang saham, pelanggan, dan karyawan kami dari kerugian ini, termasuk kerugian finansial, kerusakan merek, dan reputasi,” kata Bastian, sebagaimana telah dilaporkan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]