"Komentar Hamas menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik pada perdamaian tetapi kekerasan terus-menerus. Persyaratan yang dibuat oleh Pemerintahan Trump tidak berubah: bebaskan sandera atau hadapi neraka," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, James Hewitt.
Putaran pembicaraan terakhir pada hari Senin (14/4) di Kairo, Mesir, untuk memulihkan gencatan senjata dan membebaskan sandera Israel berakhir tanpa terobosan yang jelas, kata sumber Palestina dan Mesir.
Baca Juga:
Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia Kunjungi Korea Utara Pekan Ini
Israel telah mengusulkan gencatan senjata 45 hari di Gaza untuk memungkinkan pembebasan sandera dan berpotensi memulai pembicaraan tidak langsung untuk mengakhiri perang.
Hamas telah menolak salah satu syaratnya, yaitu meletakkan senjata. Dalam pidatonya, Hayya menuduh Israel mengajukan usulan balasan dengan "syarat yang mustahil."
Hamas membebaskan 38 sandera berdasarkan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari lalu. Pada bulan Maret lalu, militer Israel melanjutkan serangan darat dan udaranya di Gaza, membatalkan gencatan senjata setelah Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata tanpa mengakhiri perang.
Baca Juga:
Banyak Warga RI Dukung Invasi Rusia, Ternyata Ini Alasannya
Pejabat Israel mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut hingga 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Gaza didemiliterisasi. Hamas bersikeras akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dan telah menolak tuntutan untuk meletakkan senjata.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.