WahanaNews.co | Demonstrasi di Kazakhstan berujung ricuh hingga 18 orang petugas keamanan yang tewas dan 748 lainnya terluka saat berupaya meredam kerusuhan.
Dilansir dari AFP, Kamis (6/1/2022), jumlah korban itu dilaporkan oleh kantor berita Rusia yang mengutip data Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan.
Baca Juga:
Setiap Hari 10.000 Warga Rusia Kabur ke Georgia Gara-gara Putin
Kantor berita Rusia Interfax dan RIA Novosti juga mengutip kementerian yang mengatakan 2.298 orang sejauh ini telah ditahan setelah protes atas kenaikan harga bahan bakar berubah menjadi bentrokan dengan petugas.
Demonstrasi menyebar ke seluruh negara di Asia Tengah itu.
Demonstran marah atas kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) yang banyak digunakan untuk bahan bakar mobil di barat negara itu.
Baca Juga:
Wamendag Bidik Kazakhstan untuk Kembangkan Potensi Perdagangan
Ribuan orang turun ke jalan di kota Almaty dan di provinsi barat Mangystau. Mereka mengatakan kenaikan harga tidak adil mengingat cadangan energi Kazakhstan yang sangat besar.
"Situasi yang paling sulit tetap di Almaty, di mana orang-orang bersenjata menyita dan menghancurkan sebagian sejumlah bangunan badan negara, organisasi keuangan, perusahaan televisi dan fasilitas perdagangan," kata kementerian dalam negeri Kazakhstan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia.
Di provinsi barat, beberapa bagian jalan raya dan satu jalur kereta api telah diblokir..