Laporan serupa juga diterbitkan oleh Konstantin Toropin dari Military.com, yang turut mengutip keterangan dari sumber tak dikenal di lingkungan militer AS.
USS Harry S. Truman dikenal sebagai kapal induk bertenaga nuklir yang mampu melakukan manuver tajam dengan kecepatan tinggi, meskipun ukurannya sangat besar.
Baca Juga:
Maut dari Langit: Serangan AS di Yaman Renggut Puluhan Nyawa Migran
Kemampuan ini termasuk bagian dari taktik mengelak yang sudah terlatih, terutama dalam situasi ancaman.
Kantor Kepala Informasi Angkatan Laut (CHINFO), yang merupakan unit urusan publik tertinggi Angkatan Laut AS, merilis pernyataan resmi terkait insiden ini.
Namun, dalam pernyataan tersebut tidak disebutkan secara langsung bahwa manuver dilakukan sebagai respons terhadap serangan kelompok Houthi.
Baca Juga:
Houthi Tunjukkan Taring, Drone Canggih Reaper AS Berjatuhan di Langit Yaman
Berikut isi pernyataan resmi dari CHINFO:
“USS Harry S. Truman (CVN 75) kehilangan sebuah F/A-18E Super Hornet yang ditugaskan ke Strike Fighter Squadron (VFA) 136 dan sebuah traktor penarik saat kapal induk tersebut beroperasi di Laut Merah, 28 April. Semua personel telah diketahui keberadaannya, dengan seorang pelaut mengalami cedera ringan. F/A-18E sedang ditarik secara aktif di hanggar ketika kru yang bergerak kehilangan kendali atas pesawat tersebut. Pesawat dan traktor penarik tersebut jatuh ke laut. Pelaut yang menarik pesawat tersebut segera mengambil tindakan untuk menjauh dari pesawat tersebut sebelum jatuh ke laut. Investigasi sedang dilakukan. Grup Serang Kapal Induk Harry S. Truman dan sayap udara yang diterjunkan tetap mampu menjalankan misi sepenuhnya.”
Grup serang yang dimaksud terdiri dari kapal induk USS Harry S. Truman, sembilan skuadron dari Sayap Udara Kapal Induk 1, tiga kapal perusak berpeluru kendali dari Skuadron Perusak 28, serta kapal penjelajah kelas Ticonderoga, USS Gettysburg (CG 64).