Kesuksesan industri Israel tidak lepas dari kontribusi tenaga terampil dan investasi.
Selama Perang Dunia II, banyak ahli yang pindah dari Eropa ke Israel untuk menghindari persekusi, memperkuat sektor-sektor seperti farmasi, kimia, dan logam.
Baca Juga:
Serangan Udara Israel Hancurkan Gedung Kampus Universitas Lebanon di Beirut
Sejak tahun 1970-an, Israel terkenal dengan industri manufakturnya yang maju tanpa bergantung pada minyak seperti negara-negara Arab.
Pada 1990-an, kedatangan insinyur dari negara bekas Uni Soviet semakin memperkaya sumber daya manusia terampil Israel, mendorong pertumbuhan startup teknologi.
Dukungan finansial dari sekutu dekatnya, Amerika Serikat, juga menjadi faktor utama.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Berdasarkan data Al Jazeera, Israel merupakan penerima bantuan luar negeri terbesar dari AS, mencapai sekitar US$263 miliar (Rp4.268,22 triliun) sejak tahun 1946 hingga 2023.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.