Selain itu, kapal induk ini dirancang dengan sejumlah fitur modern untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional.
Salah satunya adalah sistem otomatisasi yang memungkinkan pengurangan jumlah awak kapal hingga beberapa ratus orang dibandingkan kapal induk kelas Nimitz.
Baca Juga:
Negosiasi Tarif dengan AS Menghangat, Prabowo Tancap Gas Sederhanakan Aturan Impor
USS Musk juga dilengkapi dengan sistem pertahanan canggih, termasuk alat penangkapan modern, rudal RIM-162 Evolved SeaSparrow, radar multifungsi AN/SPY-3 X Band, serta reaktor nuklir generasi terbaru.
Kapal ini diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada November dan mulai beroperasi penuh pada 2029.
USS Musk dirancang untuk menggantikan USS Dwight D. Eisenhower, kapal induk yang dinamai dari Presiden AS ke-34 yang juga merupakan jenderal pada Perang Dunia II.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
Keberadaan USS Musk menjadi bagian dari kebijakan "Make Shipbuilding Great Again" yang dicanangkan oleh Donald Trump.
Program ini bertujuan menghidupkan kembali industri galangan kapal Angkatan Laut AS di tengah kekhawatiran terhadap ekspansi armada China.
"Dulu kita memproduksi banyak kapal. Sekarang, kita tidak hanya akan membuatnya lagi, tetapi juga dengan lebih cepat," ujar Donald Trump dalam pernyataan yang dikutip Anadolu Agency.