Mereka juga menyatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan dengan tindak kekerasan berarti "menormalkan kekerasan."
Kedutaan Afghanistan di Washington, Jawad Raha, sekretaris pertama di kedutaan besar Afghanistan di Washington, mengatakan kepada Reuters bahwa pos terdepannya masih beroperasi.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Para diplomat di sana berfokus pada penyediaan layanan bagi warga Afghanistan yang tinggal di Amerika Serikat.
Raha mengatakan kedutaan telah menurunkan foto Ashraf Ghani setelah dia tiba-tiba meninggalkan kursi kepresidenan, meninggalkan negara itu pada 15 Agustus 2021, dan meninggalkan Kabul hingga dikuasai Taliban.
"Kami semua kecewa, seperti kedutaan-kedutaan lainnya, (atas) cara dia (Ghani) meninggalkan negara," kata Raha.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Ghani pada pekan lalu mengatakan dia pergi karena ingin menghindari pertumpahan darah dan membantah tuduhan dia mencuri jutaan dolar dalam perjalanannya keluar Afghanistan.
Pernyataan para diplomat Afghanistan itu juga menyerukan pembentukan misi pencari fakta internasional yang independen di Afghanistan "untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas."
Pernyataan tersebut juga menyerukan agar para pemimpin dunia mengkonsolidasikan upaya untuk menciptakan sebuah pemerintahan yang inklusif di Afghanistan, yakni pemerintahan "yang dapat diterima oleh semua orang Afghanistan, termasuk perempuan dan minoritas." [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.