WahanaNews.co | Sejumlah ibu diAfghanistan rela memanjat
tembok bandara demi menyerahkan bayi mereka ke tentaranegara-negara asing
yang berjaga.
Para perempuan itu takut, karenaTaliban terus memukuli mereka saat
berupaya kabur dari Afghanistan.
Baca Juga:
Bandara Kabul Diberondong 5 Roket di Tengah Kesibukan Evakuasi
Pemandangan itu masih
melekat di benak para tentara Inggris yang bertugas di Afghanistan.
Mereka bahkan mengaku
tak kuasa menahan tangis ketika mengingat kejadian-kejadian tersebut.
"Para ibu itu putus
asa. Mereka dipukuli Taliban. Mereka berteriak, "Selamatkan bayi saya," dan melemparkan bayi mereka ke arah kami.
Beberapa bayi jatuh ke kawat berduri," ujar salah satu tentara Inggris
kepada The Independent.
Baca Juga:
Waduh… Pasukan AS Beri Warga Afghanistan Sosis Babi!
Ia kemudian berkata,
"Yang terjadi sangat memilukan. Pada malam hari, tak ada satu pun orang di
antara kami yang tak menangis."
Menurut para tentara
Inggris tersebut, pemandangan seperti itu sudah menjadi hal biasa di sekitar
bandara.
Salah satu lokasi paling
panas terdapat di sekitar Hotel Baron, di mana Inggris membuka posko bagi warga
Afghanistan yang meminta bantuan evakuasi.
Sejumlah negara lain,
seperti Amerika Serikat, juga membuka posko penampungan warga Afghanistan yang
meminta bantuan di sekitar area hotel tersebut.
Di sepanjang jalan dari
posko-posko tersebut menuju bandara, para anggota Taliban berjaga sambil
menenteng senapan AK-47.
Mereka memastikan semua
warga yang lewat sudah memiliki persyaratan lengkap.
Di sanalah pemukulan
kadang terjadi.
Kadangkala, para anggota
Taliban itu melempar tatapan bengis ke arah tentara Inggris.
Namun, menurut salah
satu tentara Inggris, tak ada insiden berarti antara mereka dan Taliban.
Peristiwa pemukulan para
warga Afghanistan ini juga sampai ke telinga pemerintah Amerika Serikat.
Penasihat Keamanan Gedung
Putih, Jake Sullivan, mengaku bakal mengontak Taliban, karena kelompok itu sudah berjanji bakal menjaga
keamanan para warga yang mau dievakuasi.
"Kami memantau
ketat semuanya,
dan sangat fokus agar Taliban benar-benar memegang janjinya," ucap Sullivan,
sebagaimana dilansir The Guardian.
Sekretaris Pers Gedung
Putih, Jen Psaki, lantas mengeluarkan ancaman jika sampai Taliban tak memenuhi
janjinya.
"Konsekuensinya
adalah penggunaan kekuatan militer AS. Kami sudah menegaskan itu," katanya.
Meski demikian, mantan
pejabat Kementerian Luar Negeri AS, Rina Amiri, menganggap, Negeri Paman Sam tak cukup berupaya untuk menjamin keselamatan warga
Afghanistan, terutama perempuan.
"Tempat paling
berbahaya di Afghanistan saat ini adalah Bandara Kabul. Sangat menjengkelkan AS dan komunitas
internasional menempatkan para perempuan di posisi harus membahayakan tak hanya
nyawa mereka, tapi juga anak-anak dan keluarganya demi menyelamatkan
diri," tutur Amiri kepada The New
York Times.
[qnt]