WahanaNews.co | London kebanjiran. Peristiwa di salah kota paling kaya di dunia tersebut memberi tahu bahwa kota itu juga tidak siap menghadapi perubahan
iklim yang ekstrem.
Mobil-mobil terdampar di jalanan yang
berubah menjadi sungai.
Baca Juga:
Thailand Laporkan 61 Korban Tewas Akibat Heatstroke dalam Waktu Sepekan
Penumpang bus diselamatkan dengan
rakit dan terendamnya stasiun kereta memicu kekacauan perjalanan.
Diberitakan CNN International, banjir terjadi selama akhir pekan ketika hujan deras membuat
sebagian ibu kota Inggris terendam air.
Bahkan, ada rumah sakit tak menerima
pasien lagi karena kejadian itu.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Bandung Terima Dana Hibah Air Minum dari Australia
Pakar iklim dan infrastruktur telah
memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa London sama seperti banyak kota
besar lainnya.
Sebagian besar kota dibangun di
dataran banjir dan sistem drainase Victoria tidak akan mampu menahan hujan yang
begitu lebat.
Menurut Otoritas London Raya, 17%
kawasan London menghadapi risiko banjir tinggi atau sedang.
Ada lebih dari 1 juta warga London
tinggal di dataran banjir.
Kota ini telah membangun sistem
pertahanan banjir raksasa di sungai Thames untuk melindungi dirinya dari banjir
pasang.
Tapi tanggul itu tidak banyak membantu
ketika banjir bandang datang yang disebabkan oleh hujan deras tiba-tiba, jenis
umum ini karena kenaikan suhu.
Di hari Minggu itu, warga London
terkejut saat berjalan di jalanan yang banjir.
Beberapa bahkan mencoba mengemudi
melalui genangan dan pemerintah telah memperingatkan akan bahaya tersapu arus
atau terjebak.
Brigade Pemadam Kebakaran London
mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menerima lebih dari 1.000 panggilan
darurat terkait banjir.
Kru menyelamatkan orang-orang dari
mobil dan membantu mereka meninggalkan rumah mereka.
Peta risiko banjir Inggris belum
ditingkatkan secara signifikan sejak 2013 meski sudah ada teknologi yang lebih
tepat.
Sudah banyak pula laporan yang
menekankan peningkatan risiko itu berkaca pada perubahan iklim.
Selain itu, cara pemantauan dan
pengelolaan risiko banjir di Inggris sangat rumit.
Lembaga yang berbeda bertanggung jawab
atas upaya yang berbeda dan tidak ada satu badan pun yang bertanggung jawab.
Kantor Met, layanan cuaca nasional
Inggris, mengeluarkan peringatan cuaca untuk hujan lebat dan badai petir pada
hari Minggu.
Tapi hal ini tidak segera dipahami
oleh orang-orang.
Sebuah laporan tentang dampak
perubahan iklim di Inggris yang diterbitkan bulan lalu oleh kelompok penasihat
iklim independen pemerintah, Komite Perubahan Iklim, memperingatkan negara itu
belum siap.
Mereka mengatakan bahwa tindakan
adaptasi telah gagal untuk mengimbangi perubahan iklim yang memburuk.
Dua minggu yang lalu, banjir dahsyat
yang disebabkan oleh hujan lebat menyapu sebagian besar Eropa barat,
menyebabkan lebih dari 200 orang tewas dan ribuan kehilangan tempat tinggal.
Di sisi lain dunia, sebagian besar
Provinsi Henan, China bagian tengah, hancur setelah dilanda hujan lebat karena
perubahan iklim.
Kejadian ini menewaskan sedikitnya 58
orang, memutus aliran listrik, dan memaksa relokasi lebih dari 1 juta orang. [qnt]