WahanaNews.co | Kecaman keras dan tudingan rasis dilontarkan rakyat Australia
terhadap Perdana Menteri Scott Morrison.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (4/5/2021), Morrison
akhirnya membatalkan sanksi penjara bagi pelancong asal India.
Baca Juga:
Prabowo dan PM Albanese Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Strategis Indonesia-Australia
Pekan lalu, Australia melarang semua
pelancong dari India, termasuk warganya sendiri, memasuki negara itu hingga 15
Mei, karena lonjakan kasus Covid-19 di sana, dan memperingatkan
pelanggar akan menghadapi hukuman maksimum lima tahun penjara dan 66.000 dolar
Australia (US$ 51.122 atau Rp 737 juta) denda karena melanggar aturan
perbatasan.
Morrison mengatakan "sangat tidak
mungkin" pelancong dari India akan menghadapi hukuman di tengah tekanan
untuk membatalkannya setelah keputusan untuk menutup perbatasan mulai berlaku
pada hari Senin.
"Saya tidak berpikir akan adil untuk
menyarankan hukuman ini dalam bentuk yang paling ekstrem cenderung ditempatkan
di mana saja, tetapi ini adalah cara untuk memastikan kami dapat mencegah virus
datang kembali," dalih Morrison kepada penyiar lokal Channel Nine pada hari Selasa (4/5/2021).
Baca Juga:
Presiden Prabowo Santap Pagi Bersama PM Albanese di Peru
Morrison mengatakan, aturan itu akan digunakan "secara bertanggung jawab dan
proporsional".
Tetapi larangan harus diberlakukan
untuk mengurangi tekanan pada sistem karantina negara, yang menyaksikan
lonjakan 1.500% dalam kasus Covid-19 dari India sejak Maret.
Morrison mengatakan kepada wartawan di
kota utara Rockhampton bahwa pemerintahnya "akan terus meninjau"
larangan tersebut.
Dia berharap untuk melanjutkan
penerbangan dari India setelah 15 Mei jika imbauan kesehatan mengizinkan.
Pembatasan sementara yang
diperkenalkan oleh Australia, yang memiliki salah satu undang-undang biosekuriti
terberat di dunia, dikecam oleh legislator, ekspatriat, dan diaspora India.
Komisi Hak Asasi Manusia Australia
mengatakan akan mendekati pemerintah secara langsung dengan keprihatinannya.
Beberapa sekutu Morrison yang paling
menonjol mengecam larangan tersebut, termasuk komentator Sky News, Andrew Bolt, yang
mengatakan itu "bau rasisme".
Sekitar 9.000 warga Australia diyakini
berada di India, di mana ratusan ribu kasus virus Corona baru
terdeteksi setiap hari dan jumlah kematian melonjak.
Mantan pemain kriket Australia, Michael Slater, yang bekerja di India sebagai komentator IPL,
termasuk di antara mereka yang mempermalukan keputusan Morrison sebagai
"aib".
"Darah
di tanganmu PM. Beraninya Anda memperlakukan kami seperti ini. Jika Pemerintah
kami memperhatikan keselamatan warga Australia, mereka pasti akan mengizinkan
kami pulang," tulisnya di Twitter.
Morrison menolak komentar Slater
sebagai "tidak masuk akal". [qnt]