WahanaNews.co, Beijing - Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, menyatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza telah melewati batas tindakan pembelaan diri.
Dia minta Tel Aviv untuk menghentikan praktik hukuman kolektif terhadap warga di Gaza.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Wang mengatakan, "Tindakan Israel telah melampaui batas pertahanan diri," dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China pada hari Minggu (15/10/2023).
Pernyataan ini disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, saat keduanya melakukan pembicaraan telepon pada hari Sabtu (14/10/2023).
"Israel harus mendengarkan dengan serius seruan dari komunitas internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, dan menghentikan praktik hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza," kata Wang.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Pada hari Sabtu yang lalu, Wang juga berkomunikasi melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.
Wang menegaskan kepada Blinken bahwa Amerika Serikat harus berperan dengan cara yang konstruktif dan memiliki tanggung jawab yang kuat dalam menghadapi meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Palestina.
Wang juga menekankan perlunya segera mengadakan pertemuan perdamaian internasional untuk mendorong pencapaian kesepakatan yang lebih luas.
Sementara itu, China Central Television (CCTV) melaporkan pada hari Minggu bahwa Utusan Khusus Cina untuk Timur Tengah, Zhai Jun, akan melakukan kunjungan ke kawasan tersebut dalam pekan yang akan datang.
Tujuannya adalah untuk mempromosikan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas.
CCTV menyampaikan pernyataan, "(Zhai) akan mengunjungi Timur Tengah minggu depan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna mencapai gencatan senjata, melindungi warga sipil, meredakan situasi, dan mendorong perundingan perdamaian."
Dalam sebuah wawancara dengan CCTV, Zhai mengungkapkan keprihatinan yang besar terkait potensi perluasan konflik akibat pertempuran antara Hamas dan Israel.
Hingga saat ini, sedikitnya 2.370 warga Palestina di Jalur Gaza telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023.
Sementara itu, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan dari Hamas mencapai setidaknya 1.300 orang.
Dua hari setelah pertempuran terbaru Hamas dan Israel pecah, Cina segera merilis pernyataan.
“Kami sangat sedih atas jatuhnya korban sipil dan menentang serta mengutuk tindakan yang menyakiti warga sipil. Kami menentang tindakan yang meningkatkan konflik dan mengganggu stabilitas kawasan serta berharap pertempuran akan berhenti dan perdamaian akan segera kembali,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Senin (9/10/2023) lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Dia menyoroti pentingnya komunitas internasional untuk berperan secara efektif dalam membantu meredakan situasi tersebut.
Mao juga mengulang pandangan dari Beijing bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina adalah melalui implementasi solusi dua negara.
"Untuk menghentikan siklus konflik antara Palestina dan Israel, langkah awal yang krusial adalah memulai kembali perundingan perdamaian, menerapkan solusi dua negara, dan mengatasi isu-isu Palestina secara menyeluruh dan benar melalui jalur politik sejak dini, sehingga kepentingan masing-masing pihak dapat terpenuhi," ungkap Mao.
Mao juga menegaskan bahwa Cina akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencapai tujuan ini.
"Prioritas saat ini adalah mengakhiri konflik dan memulihkan perdamaian secepat mungkin, serta berkolaborasi dalam meredakan situasi," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]