WahanaNews.co | Menggantikan
Hassan Rouhani yang sudah menjabat selama dua periode, seorang ulama
ultrakonservatif Iran, Ebrahim Raisi, kini terpilih jadi presiden.
Baca Juga:
Media Sebut Pejabat Israel Sangkal Negaranya Terkait Kematian Ebrahim Raisi
Pemilihan presiden Iran digelar pada Jumat (18/6). Pemilu
itu berlangsung ketat usai tiga dari tujuh calon presiden mengundurkan diri.
Selama masa kampanye, Raisi menjadikan wacana pemberantasan
korupsi sebagai bagian penting dari programnya. Namun, para pengkritik
mengatakan dia telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari lembaga-lembaga
politik Iran yang korup dan represif.
Raisi adalah ketua peradilan Iran, salah satu posisi yang
dianggap kuat di pemerintahan.
Baca Juga:
Israel Makin Brutal, Iran Beri Sinyal Siap Balas Gempuran ke Gaza
Sebelumnya, pada 2017, dia pernah mencalonkan diri dalam
Pilpres Iran, namun kalah dari Hassan Rouhani.
Raisi saat maju dalam Pilpres tahun ini adalah kepala
kehakiman Iran yang dikenal dengan kebijakan eksekusi massal ribuan tahanan
pada akhir 1980-an.
Media Iran menganggap pria yang kerap memakai sorban hitam
itu sebagai penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.