Lebih dari 10.000 warga Israel harus mengungsi selama pekan pertama konflik, dan otoritas pajak setempat mencatat lebih dari 36.000 klaim kompensasi diajukan.
Untuk menutupi kekurangan anggaran, pemerintah Israel disebut mempertimbangkan pemotongan dana sektor kesehatan dan pendidikan, menaikkan pajak, atau menambah utang.
Baca Juga:
Diduga Pasok Teknologi Rudal ke Iran, FBI Tawarkan Rp245 Miliar untuk Tangkap Baoxia Liu
"Jika Israel menambah utang, rasio utang terhadap pendapatan nasional bisa melonjak di atas 75%," jelas Abdelkarim.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Israel sudah meminta tambahan dana sebesar US$857 juta untuk kebutuhan Kementerian Pertahanan.
Di saat bersamaan, anggaran sektor sipil seperti kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial justru dipotong hingga US$200 juta.
Baca Juga:
Ketakutan Nasional, Gangguan Jiwa Warga Israel Melonjak 350% Usai Diserbu Rudal Iran
Menurut laporan Globes, sebagian besar dana itu akan digunakan untuk membiayai personel militer, termasuk 450.000 pasukan cadangan yang dikerahkan selama konflik berlangsung.
Kerugian ekonomi tak berhenti sampai di situ. Infrastruktur vital dan sektor swasta juga terkena dampak langsung.
Kilang minyak terbesar Israel, Bazan, di Haifa, ditutup pascaserangan dan menyebabkan kerugian sekitar US$3 juta per hari. Bandara Ben Gurion sempat lumpuh total dan hanya dibuka terbatas untuk penerbangan repatriasi.