WahanaNews.co | Saad Al Jabri, bekas mata-mata dan penyambung relasi antara dinas intelijen barat dan Arab Saudi, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi AS, CBS, mengklaim, dirinya disasar untuk dibunuh usai melarikan diri ke Kanada menyusul pengambilalihan kekuasaan oleh Mohammed bin Salman, 2017 silam.
Bekas mata-mata itu menyebutkan, seorang kenalannya di dinas rahasia sebuah negara di Timur Tengah mewanti-wanti, nasibnya bisa berujung seperti Jamal Khashoggi, wartawan Saudi yang pada 2018 lalu disiksa, dibunuh dan tubuhnya dimutilasi, setelah diundang berkunjung ke kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
"Peringatan yang saya terima adalah untuk tidak mendekati semua misi Saudi di Kanada. Jangan pergi ke konsulat. Jangan pergi ke kedutaan. Kamu berada di urutam pertama daftar mati,” kata Al Jabri dalam program mingguan CBS, 60 Minutes.
Al Jabri lebih jauh mengatakan, tim algojo Saudi tiba di Kanada pada bulan Oktober 2018, namun dideportasi ketika kedapatan berbohong kepada petugas imigrasi, dan juga membawa barang yang "mencurigakan”, lapor AFP.
Sejauh ini, klaim Al Jabri belum bisa diverifikasi kebenarannya.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Namun, seorang pejabat Kanada bersaksi kepada 60 Minutes, mereka "mengetahui adanya insiden di mana aktor asing kedapatan berusaha... mengancam... warga mereka yang hidup di Kanada” sembari mengatakan ancaman tersebut "sama sekali tidak bisa diterima.”
"Pembunuh" dengan sumber daya tak terhingga Al Jabri mengatakan mereka yang diutus ke Kanada merupakan anggota "Skuad Harimau”, sebuah kelompok bayangan yang terdiri atas pembunuh bayaran, dan dibentuk oleh Pangeran bin Salman untuk melakukan "pembunuhan di luar pengadilan, pemerkosaan dan penyiksaan”, menurut surat aduan yang dibuat bekas mata-mata itu pada 2019 lalu.
Pemerintah Saudi sebaliknya menuduh "Saad al Jabri berusaha mendeskreditkan pejabat pemerintah, padahal dia punya sejarah panjang mengarang informasi untuk melindungi kejahatan keuangan yang dia buat,” tulis pemerintah di Riyadh, seperti dilansir The Guardian.