WahanaNews.co | Kurang dari tiga bulan usai sepakat membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau Rp 658 triliun (asumsi kurs Rp 14.976 per dolar Amerika Serikat) Elon Musk tiba-tiba mengatakan ingin membatalkannya.
Musk telah mengungkapkan penyesalan pembeli sejak dia mengumumkan kesepakatan itu.
Baca Juga:
Menunggu Penantian Perubahan Merek Twitter.com Jadi X.com
Pengacara yang mewakili Musk mengirim surat pada Jumat kepada Vijaya Gadde, kepala pejabat hukum Twitter, menjelaskan mengapa CEO Tesla dan orang terkaya di dunia tidak berencana untuk melanjutkan perjanjian merger.
Mengulangi argumen yang dibuat Musk, pengacara mengklaim Twitter meremehkan jumlah bot dan akun spam di platform.
Hanya beberapa minggu setelah Twitter menerima tawaran yang tidak diminta pada akhir April, Elon Musk mulai secara terbuka mengungkapkan keraguan tentang penghitungan akun palsu dan spam perusahaan.
Baca Juga:
Netizen Sebut Mahfud MD Tak Bisa Bedakan Lebah Madu dan Tawon
"Singkatnya, Twitter tidak memberikan informasi yang diminta Musk selama hampir dua bulan, terlepas dari klarifikasi berulang dan terperinci yang dimaksudkan untuk menyederhanakan identifikasi, pengumpulan, dan pengungkapan Twitter atas informasi paling relevan yang dicari dalam permintaan awal Mr. Musk," tulis pengacara pada Jumat, dikutip dari CNBC, Minggu (10/7/2022).
Mereka menambahkan informasi yang tidak akurat yang diberikan oleh Twitter dalam pengungkapan SEC dapat membentuk dasar tambahan untuk mengakhiri Perjanjian Penggabungan.
Kembali pada Mei, Musk mengatakan dalam sebuah tweet, kesepakatan Twitter untuk sementara ditunda, detail yang tertunda yang mendukung perhitungan bahwa akun spam atau palsu memang mewakili kurang dari 5 persen pengguna.