Sejak ia mengalahkan kelompok sayap kanan untuk memenangkan masa jabatan kedua pada 2022, Macron telah menghadapi protes atas reformasi pensiun yang tidak populer, hilangnya mayoritas dalam pemilihan parlemen, dan kontroversi mengenai undang-undang imigrasi.
Meskipun Macron tidak dapat mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden tahun 2027, peluncuran kembali pemerintahannya dipandang penting untuk membantu mencegah Le Pen menjadi presiden.
Baca Juga:
Di Tengah Larangan Abaya, Menteri Pendidikan Prancis Dukung Uji Coba Penerapan Seragam Sekolah
Sebelumnya, ada kandidat lain yang mungkin menggantikan Borne termasuk Menteri Pertahanan Sébastien Lecornu yang berusia 37 tahun dan Julien Denormandie yang berusia 43 tahun, mantan menteri pertanian.
Harian konservatif Le Figaro mengatakan Borne meninggalkan situasi politik yang “masih rapuh seperti sebelumnya”.
“Mengubah wajah para petinggi tidak mengubah gambaran keseluruhan,” kata surat kabar tersebut.
Baca Juga:
Kasad Tinjau dan Apresiasi Penanganan Karhutla di Jambi
Mereka menambahkan, penerus Borne sedang menghadapi “tumpukan darurat politik yang sangat besar” termasuk tugas untuk menyatukan negara yang terpecah-pecah.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.