Kebijakan ini semakin ditegaskan sejak Paus Fransiskus menjabat pada 2013.
Ia memilih hidup sederhana, menolak gaji, dan lebih memilih menyumbangkan pendapatan potensialnya kepada gereja, yayasan sosial, dan orang-orang miskin.
Baca Juga:
Donald Trump Sebut Ingin Gantikan Paus Fransiskus
Bahkan, ia menggunakan barang-barang pribadi sederhana, termasuk jam tangan seharga sekitar Rp150 ribuan.
Penolakan terhadap gaji bukan sekadar bentuk kerendahan hati pribadi. Ini adalah bagian dari filosofi mendalam Gereja Katolik: jabatan Paus bukanlah profesi, melainkan panggilan spiritual.
Tidak ada kontrak kerja atau sistem remunerasi seperti di lembaga publik atau swasta.
Baca Juga:
Konklaf untuk Pemilihan Paus Baru Mulai 7 Mei 2025
Paus, meski kepala negara Vatikan, tidak mengurusi langsung keuangan negara. Semua urusan finansial dikelola lembaga-lembaga seperti Sekretariat Ekonomi dan Administrasi Warisan Takhta Suci.
Dengan kata lain, Paus memang tidak digaji dalam arti umum, tetapi segala hal yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas spiritual dan kenegaraan telah difasilitasi penuh.
Ini menjadi cerminan kuat tradisi panjang Gereja Katolik: pemisahan antara tugas rohani dan motif ekonomi.