WahanaNews.co, Jakarta - Menurut American Society of Civil Engineers, sekitar 1 dari setiap 13 jembatan di Amerika Serikat (AS) saat ini mengalami kondisi yang memprihatinkan dan berpotensi untuk runtuh, serupa dengan insiden yang terjadi pada Jembatan Francis Scott Key di Baltimore.
Dilaporkan oleh CNN pada Sabtu (30/3/2024), jumlah total jembatan di Amerika Serikat mencapai sekitar 617.000. Dari angka tersebut, sekitar 46.100 jembatan (sekitar 7,5%) mengalami kerusakan struktural dan kondisi yang memprihatinkan.
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Lebih lanjut, sekitar 17.000 jembatan dari jumlah tersebut rentan untuk runtuh hanya akibat satu benturan, mirip dengan apa yang terjadi pada Jembatan Francis Scott Key.
Selain itu, hampir 21.000 jembatan lainnya diperkirakan rentan mengalami kerusakan akibat bencana alam, seperti gempa bumi.
Artinya, banyak dari jembatan yang berada dalam kondisi buruk ini bisa runtuh atau hancur sewaktu-waktu. Padahal lembaga itu mencatat setidaknya terdapat 178 juta perjalanan melintasi di atas jembatan yang secara struktural tidak memadai ini setiap harinya.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Walaupun pada dasarnya jembatan yang berada dalam kondisi buruk ini tidak aman untuk dilintasi, namun jembatan tersebut memerlukan investasi yang sangat besar untuk menjalankan pemeliharaannya," kata lembaga itu.
Akibatnya, jembatan-jembatan yang berada dalam risiko lebih tinggi terpaksa ditutup karena tidak lagi memenuhi standar keselamatan yang layak untuk dilintasi, atau memerlukan pembatasan berat kendaraan yang melintas agar tidak mengalami keruntuhan.
American Society of Civil Engineers menjelaskan bahwa kabar baiknya, jumlah jembatan yang dalam kondisi buruk telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena proses peremajaan atau perbaikan.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2021, pemerintah AS mengalokasikan sekitar US$ 1,2 triliun atau sekitar Rp 19.020 triliun (dengan kurs Rp 15.850 per dolar AS) untuk pembangunan infrastruktur di seluruh negeri.
Dari jumlah tersebut, sekitar US$ 110 miliar atau sekitar Rp 1.743,5 triliun dialokasikan untuk pembangunan atau perbaikan jalan, jembatan, dan proyek infrastruktur besar, yang sebagian dana tersebut digunakan untuk membantu pembiayaan perbaikan jembatan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tingkat pengeluaran pemerintah untuk perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan telah mengalami perlambatan.
Bahkan, baru-baru ini, sejumlah perbaikan jembatan di AS mengalami tunggakan pembayaran total sebesar $125 miliar atau sekitar Rp 1.981,25 triliun.
Ini mengindikasikan bahwa banyak jembatan di AS membutuhkan perbaikan agar tidak mengalami keruntuhan seperti yang terjadi pada Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, namun kurangnya dana menjadi kendala utama dalam melaksanakan pembangunannya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]