Sementara itu, data yang dirilis oleh Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sedikit berbeda, menyebut bahwa magnitudo gempa sebesar 6,0, dengan kedalaman sekitar 8 kilometer, dan berjarak sekitar 27 kilometer dari kota Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar.
Perbedaan data antara lembaga pemantau internasional ini merupakan hal yang umum terjadi dalam laporan awal, terutama ketika gempa terjadi di wilayah yang sulit diakses dan minim infrastruktur pemantauan.
Baca Juga:
Gunung Klyuchevskoy Meletus Usai Gempa Dahsyat di Pasifik, Lava Mengalir Deras di Lereng Barat
Upaya penyelamatan dan penanganan darurat saat ini masih terus berlangsung.
Namun, otoritas menyatakan bahwa proses evakuasi menghadapi berbagai kendala, termasuk medan yang berat, infrastruktur yang rusak, dan akses terbatas ke daerah-daerah terpencil yang terdampak.
Pemerintah daerah juga telah mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga:
Dikelilingi Lempeng Aktif, Indonesia Harus Siap Hadapi Gempa dan Tsunami
Selain itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat mulai disalurkan, meski distribusinya belum merata karena tantangan logistik.
Tragedi ini menambah daftar panjang bencana alam yang melanda Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, memperparah situasi kemanusiaan di negara yang masih bergulat dengan konflik dan krisis ekonomi.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.