Menurut sebuah pernyataan di Telegram, kantor kejaksaan Ukraina telah memulai penyelidikan pra-persidangan dalam proses pidana atas pelanggaran hukum dan kebiasaan perang, dikombinasikan dengan pembunuhan berencana.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut data terbarunya, telah memverifikasi sekitar 703 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan di Ukraina sejak Februari di tengah serangan berkelanjutan dari Moskow yang menargetkan infrastruktur sipil penting.
Baca Juga:
Tak Terima Ditegur, Pengunjung RS Aniaya Satpam hingga Pingsan
"Serangan tanpa henti terhadap infrastruktur kesehatan di Ukraina telah berdampak pada banyak layanan," kata Dr. Jarno Habicht, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Ukraina, Senin.
Ini termasuk serangan yang menghancurkan rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota selatan Mariupol pada bulan Maret.
Menurut Habicht, sekitar satu dari lima orang di Ukraina mengalami kesulitan mengakses obat-obatan.
Baca Juga:
Gubernur Lampung: Transformasi Kesehatan Dorong Kemajuan Daerah dan Percepat Pembangunan
"Masalahnya lebih buruk di wilayah Ukraina yang diduduki oleh Rusia, dengan satu dari tiga orang di sana tidak bisa mendapatkan obat yang mereka butuhkan," tambah Habicht.
Pejabat WHO lantas memperingatkan ini adalah masalah yang akan diperburuk oleh hujan salju lebat selama musim dingin yang keras di Ukraina, yang menimbulkan "tantangan berat" bagi sistem kesehatan. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.