Contohnya, beberapa masjid telah meniru arsitektur asing, umat Muslim sering mengenakan pakaian yang berasal dari budaya asing, dan label halal pada makanan sering digunakan secara berlebihan.
"Beberapa meniadakan ideologi tradisional Islam China," tulis rencana tersebut seperti dikutip RFA.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Karenanya, Partai Komunis China (PKC) ingin memperkuat pengaruh China dengan membuat Alquran dan hadis dalam versi terjemahan baru. Terjemahan ini nantinya "menggunakan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci."
Penafsiran ini sendiri merujuk pada koleksi terjemahan dan tulisan Islam Dinasti Qing dalam Bahasa Mandarin yang dikenal sebagai Kitab Han. Kitab Han adalah kumpulan teks Islam yang menggunakan konsep Konfusianisme untuk menjelaskan teologi Islam.
Sejalan dengan ini, para akademisi dan pejabat menilai Beijing perlu berbuat lebih banyak untuk bisa memadukan Islam dengan Konfusianisme alias nilai-nilai Konghucu.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Salah satu caranya, mereka ingin merilis Al-Quran baru yang diterjemahkan dalam bahasa Tiongkok dan memiliki rujukan yang selaras dengan "semangat zaman."
"Adaptasi Islam di Xinjiang harus mencerminkan aturan historis tentang bagaimana masyarakat berkembang, melalui konsolidasi kekuatan politik, pengamanan masyarakat, dan pembangunan budaya," kata Wang Zhen, seorang profesor di Institut Pusat Sosialisme China.
Pemimpin Partai Komunis China dan juga Presiden, Xi Jinping, pertama kali membicarakan konsep sinifikasi agama ini dalam pidatonya pada tahun 2015. Kemudian, dia secara khusus merujuk pada upaya sinifikasi Islam pada tahun 2017.