"Saya ditawari wawancara eksklusif dengan Duta Besar Indonesia untuk Australia di pertemuan MSG setelah sebelumnya diberitahu sebelumnya oleh Ardi Nuswantoro bahwa pemerintahannya tidak menyukai apa yang RNZ telah tayangkan terkait Papua Barat dan mengatakan itu (berita) tidak seimbang," kata Anthony, dikutip RNZ.
Anthony lantas memberi tahu delegasi bahwa RNZ berupaya melakukan segala upaya untuk bersikap seimbang dan adil dalam memberitakan isu Papua ini.
Baca Juga:
PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Jurnalis Angkat Isu Kedaulatan Energi
"Kami ingin memihak Indonesia juga. Namun, kami perlu kesempatan untuk berbicara secara terbuka (bisa dikutip dan diberitakan)," kata dia.
Saat wawancara, Anthony mengajukan serangkaian pertanyaan termasuk masalah hak asasi manusia di Papua Barat, pertemuan MSG, fokus pemerintah Indonesia di pasifik. Wawancara ini berlangsung selama lebih dari 40 menit.
"Saya pikir saya menghasilkan cerita yang kuat dari pertemuan tersebut yang menyentuh isu-isu sensitif tetapi relevan yang melibatkan Indonesia, isu Papua Barat, dan Pasifik," ujar dia.
Baca Juga:
55 Jurnalis FJM Jambi Kunjungi Fasilitas Migas Jadestone Energy, SKK Migas Salurkan Beasiswa ke Mahasiswa Lokal
Setelah wawancara, Anthony bercerita diantar keluar menuju ruang tunggu oleh setidaknya tiga pejabat Indonesia.
Ardi kemudian bertanya ke Anthony bagaimana dia pulang dan apakah dia punya mobil.
Saat berjalan ke tempat parkir, pejabat yang sama mengikuti Anthony.
"Dan saat kami hendak mendekati mobil, dia mengatakan, 'Delegasi Indonesia ingin memberikan tanda terima kasih kepada Anda.'"