WahanaNews.co, Jakarta - Kecelakaan helikopter menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi, Minggu sore waktu setempat. Helikopternya jatuh di area pegunungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan.
Hingga kini belum diketahui pasti bagaimana nasib pemimpin berusia 63 tahun itu. Proses pencarian masih terus dilakukan meski terhalang cuaca buruk dan kondisi gelap di malam hari.
Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Sopir Truk Trailer Terancam 12 Tahun Penjara
Lokasi Sudah Terdeteksi?
Update CNN International Senin (20/5/2024), pejabat Iran mengaku telah mendeteksi lokasi pasti jatuhnya helikopter Raisi.
Mengutip kantor berita Iran, IRNA, militer sedang menuju ke lokasi jatuhnya helikopter yang membawa sang presiden.
Baca Juga:
Mahasiswa Hilang Fokus Gegara ‘Rimming” dalam Mobil, Pengemudi Xpander Tabrak Pejalan Kaki
"Sinyal diterima dari helikopter dan telepon seluler salah satu awak di lokasi kecelakaan," menurut komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengacu ke provinsi Azerbaijan Timur.
"Pasukan militer sedang menuju ke lokasi dan berharap mendapat kabar baik," kata komandan tersebut.
Bantuan Negara Sahabat?
Sementara itu sejumlah negara telah mengirimkan bantuan ke Iran. Mengutip laman yang sama, Rusia berencana mengirim pesawat khusus guna mencari helikopter Presiden Raisi.
Sekitar 50 penyelamat gunung profesional juga akan turut serta dalam misi penyelamatan. Dua helikopter khusus Rusia pun dikirim ke lokasi kecelakaan dari Armenia.
"Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemindahan tersebut," kata laman itu.
Di sisi lain, Turki juga telah mengirim 32 spesialis penyelamat gunung untuk membantu Iran dalam mencari helikopter yang membawa Raisi. Badan bantuan darurat pemerintah, AFAD mengatakan pengerahan dilakukan langsung dari Turki timur,
"Iran juga telah meminta penggunaan helikopter dengan penglihatan malam," tambahnya.
Dimuat BBC International sebenarnya banyak negara sudah menyatakan keinginan membantu Iran. Tak hanya Rusia dan Turki, tapi juga Azerbaijan, Armenia, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan Qatar.
Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei Buka Suara
Di sisi lain, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak warga Iran untuk "tidak khawatir". Pernyataan muncul persisi setelah media pemerintah mengatakan helikopter Raisi mengalami kecelakaan.
"Rakyat Iran tidak perlu khawatir, tidak akan ada gangguan terhadap pekerjaan negara" kata Khamenei dalam pidatonya yang disiarkan di TV pemerintah dimuat AFP.
"Kita berharap Tuhan Yang Mahakuasa akan mengembalikan presiden kita tercinta dan para sahabatnya dalam keadaan sehat kembali ke pelukan bangsa," tambahnya.
Hamas & Houthi Yaman Beri Pernyataan
Sementara itu, milis Palestina, Hamas memberi pernyataan atas berita kecelakaan Raisi. Dalam update di Al-Jazeeram kelompok itu mengatakan insiden ini menyakitkan.
"Kami menyatakan solidaritas penuh kami dengan Republik Islam Iran, para pemimpin, pemerintah dan rakyatnya, dan kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk melindungi Presiden Iran dan delegasi yang menyertainya dan menjauhkan saudara-saudara rakyat Iran dari mara bahaya," kata milisi tersebut.
Kelompok Houthi di Yaman yang terafiliasi dengan Iran dan Hamas juga memberi respons. Pernyataan diberikan Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam.
Kami sangat menyesal atas apa yang terjadi pada pesawat presiden Iran dalam insiden yang menyakitkan ini. Hati kami bersama rakyat Iran yang terkasih dalam krisis ini - mengawasi dengan penuh harapan, menunggu kembalinya presiden Iran, menteri luar negeri dan orang-orang yang mendampingi mereka dengan selamat."
Intelijen Israel?
Pemerintah Israel tak memberi pernyataan khusus soal kecelakaan yang menimpa Raisi. Namun negeri itu diketahui merupakan musuh bebuyutan Iran.
Kecelakaan soal Raisi pun mewarnai media lokal setempat. Salah satunya The Jerussalem Post.
Pernyataan muncul dari mantan kepala intelijen militer Israel, IDF, Tamir Hayman. Ia menjelaskan dampak jika Raisi meninggal atau menjadi cacat parah akibat kecelakaan helikopter.
"Hal ini tidak akan memiliki dampak strategis, hanya saja dampaknya tidak terlalu besar di mana Iran pusing dalam memilih presiden berikutnya," katanya di laman itu.
Menurutnya Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang membuat keputusan strategis besar, bukan presiden.
Namun Khamenei, kata dia, kini mengalami kesehatannya buruk dan Raisi dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Khamenei.
"Akan sulit menemukan presiden Iran berikutnya yang lebih buruk dari Raisi," ujarnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]