WahanaNews.co, Washington DC - Israel berupaya meraih dukungan publik internasional agar tidak mendapat kecaman terkait serangan mereka di Jalur Gaza, Palestina.
Terlebih lagi, hingga saat ini, sekitar 10.300 orang di Gaza telah kehilangan nyawa, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Baca Juga:
Israel Siap-siap Hapus Gaza dari Peta: Tak Akan Ada Lagi Hamas dalam Enam Bulan!
Israel mencari dukungan ini melalui upaya Koalisi Kampus Israel (ICC). Koalisi tersebut mengajak para mahasiswa untuk mengikuti aksi demonstrasi pro-Israel yang dijadwalkan pada tanggal 14 November 2023 di Washington DC, Amerika Serikat.
Tidak hanya sebagai kegiatan sukarela, ICC menawarkan insentif sebesar sekitar US$250 atau setara dengan Rp3,9 juta bagi mereka yang bersedia menghadiri aksi tersebut.
Mereka menjelaskan bahwa uang tersebut diberikan sebagai penggantian biaya perjalanan, dan mahasiswa hanya perlu mengisi formulir singkat yang telah disediakan.
Baca Juga:
Iron Dome Jebol! Rudal Houthi Hantam Jantung Udara Israel di Ben Gurion
Seorang yang dilansir dari Jordannews, Shanie Phillips, menjelaskan, “Terdapat rencana untuk unjuk rasa pro-Israel berskala besar pada 14 November di Washington DC (diperkirakan melibatkan 1 juta orang). Koalisi Kampus Israel (ICC) menawarkan $250 kepada mahasiswa yang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.”
Unjuk rasa tersebut diperkirakan bakal menjadi salah satu aksi bela Israel sepanjang sejarah karena mengajak banyak mahasiswa.
Melansir VIVA, aksi ini juga disponsori langsung oleh Federasi Yahudi Amerika Utara dan Konferensi Presiden Organisasi-Organisasi Besar Yahudi Amerika.
Para penyelenggara berencana untuk menyatukan warga Amerika dari semua kalangan untuk mendukung Israel.
Mereka mengklaim bahwa acara tersebut akan menjadi wujud aksi solidaritas dengan Israel, menuntut pembebasan sandera, dan mengutuk kekerasan serta serangan anti-Semit.
Para penyelenggara yakin bahwa demonstrasi ini akan menarik banyak partisipan ke ibu kota Amerika Serikat.
Bahkan, mereka optimistis bahwa jumlah peserta akan melampaui unjuk rasa pro-Israel pada tahun 2022 selama Intifada Kedua dan aksi protes tahun 1987 yang mendukung Yahudi Soviet.
Sebelumnya, ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan Washington untuk memperjuangkan gencatan senjata di Gaza. Demonstrasi ini dicatat sebagai yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat terkait isu Palestina.
Beberapa peserta terlihat membawa spanduk dengan tulisan "Palestinian Lives Matter, Let Gaza Live" dan "Their blood is in your hand."
Para aktivis di dalam aksi tersebut mendesak pembebasan Palestina dari cengkeraman Israel.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]