WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam perkembangan terbaru konflik di Laut Merah, kelompok Houthi Yaman secara terbuka mengakui bahwa mereka secara langsung menargetkan kapal induk milik Amerika Serikat, USS Harry S. Truman, dalam sebuah operasi militer.
Ini menjadi salah satu pengakuan paling eksplisit yang mempertegas intensitas konflik regional yang kini melibatkan kekuatan besar dunia di kawasan strategis tersebut.
Baca Juga:
Hindari Gempuran Houthi, Jet Tempur AS Senilai Rp1 Triliun Jatuh ke Laut Merah
Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Sare'e, dalam siaran televisi yang disebarluaskan ke publik.
Sare'e mengungkapkan bahwa Angkatan Udara dan Angkatan Laut Houthi telah melakukan operasi gabungan menggunakan rudal balistik, rudal jelajah, serta pesawat tanpa awak (drone) sebagai respons terhadap, apa yang mereka sebut, “agresi berkelanjutan Amerika terhadap rakyat Yaman.”
“Operasi militer tersebut menargetkan langsung kapal induk USS Harry S. Truman, bersama dengan kapal perang musuh lainnya yang sedang beroperasi di kawasan utara Laut Merah,” ujar Sare’e.
Baca Juga:
Maut dari Langit: Serangan AS di Yaman Renggut Puluhan Nyawa Migran
Ia juga menegaskan bahwa sebagai akibat dari serangan tersebut, kapal induk Amerika itu terpaksa mundur dari posisinya sebelumnya dan berpindah ke bagian paling utara Laut Merah.
Lebih lanjut, Sare'e menegaskan bahwa kampanye militer kelompok Houthi terhadap kapal-kapal perang asing tidak akan berhenti.
“Pasukan Yaman akan terus mengejar dan menyerang kapal induk serta semua kapal perang musuh di Laut Merah dan Laut Arab, hingga agresi terhadap negara kami dihentikan,” tegasnya.
Sementara itu, ketegangan meningkat menyusul serangan udara oleh Amerika Serikat pada Senin (28 April 2025) yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 68 orang dan melukai 47 lainnya di sebuah tempat penampungan migran asal Afrika di provinsi Saada, Yaman utara.
Serangan tersebut dikecam oleh kelompok Houthi dan menjadi bagian dari eskalasi militer yang lebih luas.
Pada hari yang sama, Angkatan Laut AS mengumumkan insiden yang terjadi di kapal induk USS Harry S. Truman. Menurut pernyataan resmi, sebuah jet tempur F-18 dan traktor penariknya jatuh ke laut saat operasi hanggar sedang berlangsung.
Jet tersebut sedang ditarik ketika kru kehilangan kendali atas pesawat, meskipun pernyataan itu tidak mengaitkan kejadian tersebut dengan serangan Houthi.
Di sisi lain, saluran televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan sejumlah serangan udara AS di beberapa wilayah lain di Yaman, termasuk Distrik Harf Sufyan di Kegubernuran Amran dan kawasan Barash di timur Jabal Nuqm, Sanaa.
Namun belum ada keterangan lebih lanjut mengenai jumlah korban atau kerusakan dari serangan-serangan itu, dan pemerintah AS belum memberikan pernyataan resmi tambahan.
Sejak 15 Maret, menurut data yang dirilis oleh pihak Houthi, militer AS telah melancarkan lebih dari 1.200 serangan udara di Yaman, yang mengakibatkan lebih dari 225 korban jiwa dari kalangan sipil dan 430 orang luka-luka, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Angka ini tidak termasuk kerugian dari pihak Houthi sendiri.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa ia telah menginstruksikan tindakan militer yang "tegas dan kuat" terhadap kelompok Houthi dan bahkan mengancam akan “memusnahkan mereka sepenuhnya” jika diperlukan.
Sejak November 2023, kelompok Houthi telah secara rutin menargetkan kapal-kapal yang melintasi perairan Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden.
Aksi ini mereka sebut sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, di mana lebih dari 52.000 orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 19 bulan.
Sempat terjadi jeda saat gencatan senjata antara Hamas dan Israel dideklarasikan pada Januari lalu, namun serangan kembali dilanjutkan oleh Houthi setelah Israel meluncurkan kembali serangan udara ke Jalur Gaza bulan lalu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]