Program Golden Dragon pertama kali diselenggarakan pada 2016. Namun, pada awal 2017, Kamboja menghentikan latihan “Angkor Sentinel” yang selama tujuh tahun sebelumnya digelar bersama AS.
Hal ini mencerminkan perubahan haluan strategis Kamboja yang kini lebih berpihak kepada Beijing.
Baca Juga:
Jet Siluman F-35 Inggris dan Jepang Bersatu dalam Latihan Taktis Dekat Rusia
Tiongkok telah menjadi mitra strategis utama Kamboja, terutama dalam hal investasi dan kerja sama pertahanan. Negeri itu telah menggelontorkan dana dalam jumlah besar ke berbagai sektor di Kamboja.
Latihan tahun ini menyoroti kemajuan teknologi militer Tiongkok, termasuk demonstrasi penggunaan anjing robot bersenjata sebagai simbol inovasi dalam sistem pertahanan.
Analis politik lokal, Ou Virak, menyebut latihan ini sebagai upaya Tiongkok untuk menampilkan kekuatan militernya serta memperkuat perannya sebagai kekuatan global.
Baca Juga:
Ranpur Amfibi hingga MLRS Vampire, Korps Marinir Uji Kesiapan SGS 2025
Menurutnya, melalui latihan seperti ini, Beijing ingin membangun kepercayaan dengan mitra regionalnya.
"Tiongkok ingin menunjukkan mereka tidak hanya berkembang dalam ukuran, tetapi juga dalam kemajuan teknologi dan kekuatan militer," katanya.
Sebagai bagian dari kerja sama yang terus meningkat, Kamboja juga dijadwalkan akan menerima dua kapal perang dari Tiongkok.