WahanaNews.co, Gaza - Warga Palestina dari Gaza utara berbaris ke wilayah selatan sambil membawa bendera putih, setelah tentara Israel memberi mereka waktu jeda selama empat jam, Selasa (7/11/2023).
Israel juga mengklaim telah menghabisi salah satu anggota senior milisi Hamas, yang memasok senjata kepada kelompok tersebut.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Warga Palestina mengungsi dengan berjalan kaki dari utara ke selatan Gaza, membawa kartu identitas dan bendera putih.
Anak-anak, wanita dan orang tua berbaris secara massal setelah tentara Israel mengizinkan jeda empat jam dalam pertempuran.
"Saya membawa KTP karena diberitahu akan aman. Saya tidak tahu apakah saya akan diizinkan masuk atau pergi ke selatan," kata Wedad Al-Ghoul yang mengajak putranya jalan kaki dengan jarak 8-9 km atau sekitar 5 mil dari rumahnya di pantai Gaza, pada CNN.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Sementara itu, media sosial dihebohkan dengan rumor bahwa serangan Israel ke Gaza bulan lalu adalah bagian dari rencana Israel dan sekutu Baratnya untuk membangun terusan yang bersaing dengan Terusan Suez.
Sejumlah warganet menganggap pengeboman Israel di Gaza utara ada kaitannya dengan proyek Kanal Ben Gurion.
Kanal Ben Gurion disebut bakal memiliki jalur lebih luas dan lebih efisien dibanding Terusan Suez.
Militer Israel mengklaim telah menghabisi petinggi Hamas di Jalur Gaza Palestina, yang juga merupakan pemasok senjata untuk milisi tersebut.
Melalui saluran Telegram pada Rabu (8/11/2023), militer Israel mengatakan serangan udara telah menewaskan Mohsen Abu Zina, salah satu pengembang senjata Hamas yang paling diandalkan, termasuk produksi roket.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]