"Mungkin beberapa ratus dari mereka menghadapi pasukan yang
terdiri lebih dari 20.000 tentara, termasuk Densus 88, yang dilatih cara
membunuh rakyat saya selama bertahun-tahun oleh Barat," imbuh dia.
"Ini adalah seruan saya kepada dunia, kepada PBB, kepada
Forum Kepulauan Pasifik, kepada para pemimpin Melanesia, kepada Organisasi
Negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (ACP), dan kepada pemerintah Inggris,
Australia, Selandia Baru, Belanda dan AS."
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
"Kami akan menyaksikan pembantaian lain di Papua Barat. Anda
memiliki kekuatan untuk campur tangan dan membantu kami menemukan solusi damai
untuk krisis," ujarnya.
Tebar Teror
Baca Juga:
Anggota KKB Papua Tak Takut Hadapi TNI dan Polri? Ternyata Ini Alasannya
Baru-baru ini, KKB yang juga dikenal dengan Tentara
Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) membakar
bangunan SD Inpres Mayuberi, dua unit rumah dinas guru, dan Puskesmas lama
Ilaga Utara di Kampung Mayuberi, Distrik Ilaga Utara. Selain itu OPM juga
merusak fasilitas jalan dan jembatan berupa Jembatan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan
Wuloni (Pintu Angin).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal
menjelaskan, berdasarkan laporan tersebut aksi pembakaran dilakukan pada Minggu
2 Mei 2021 sekitar pukul 22.30 WIT.
Pembakaran awalnya diketahui Kepala Distrik Ilaga Utara,
Joni Elatotagam yang kemudian dilaporkan ke Satreskrim Polresta Puncak pada
Senin (3/5/2021). "Dalam laporannya, dia menyatakan melihat asap hitam
tebal di Kampung Mayuberi. Saat itu Joni Elatotagam sedang berada di Kampung
Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten sekitar pukul 23.00 WIT," kata Kabid Humas
dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews.com.