WahanaNews.co | Inggris akan beri bantuan tunai sebesar 900 poundsterling atau setara Rp16,8 juta (asumsi kurs Rp18.721 per poundsterling) kepada jutaan rumah tangga miskin.
Mengutip Reuters, Rabu (4/1), Departemen Pekerjaan dan Pensiun Inggris menyebut bantuan itu akan diberikan langsung ke rekening bank penerima dalam tiga kali pembayaran selama satu tahun.
Baca Juga:
Bandara Heathrow Lumpuh Akibat Kebakaran Gardu Listrik, Ribuan Penumpang Terlantar
Wacana pemberian bantuan uang tunai itu sebelumnya sempat disampaikan oleh Kanselir Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan pada musim gugur beberapa waktu lalu.
Bersamaan dengan itu, ia juga menyampaikan serangkaian kenaikan pajak dan pengeluaran publik lainnya.
Namun, saat itu pemerintah Inggris tidak menjelaskan secara rinci tentang jadwal pembayaran insentif tersebut.
Baca Juga:
Menteri Imipas Sebut Hingga Kini Tak Ada Pembahasan Pemulangan Reyhnard & Hambali
Selain dana 900 poundsterling untuk rumah tangga miskin, Inggris juga akan memberikan 150 poundsterling atau sekitar Rp2,8 juta untuk lebih dari enam juta orang cacat.
Tak hanya itu, Inggris juga akan memberikan bantuan tunai 300 poundsterling atau sekitar Rp5,6 juta kepada lebih dari delapan juta pensiunan.
Tahun lalu, Inggris juga telah membuat program serupa. Saat itu, pemerintah menyalurkan bantuan tunai senilai 1.200 poundsterling atau sekitar Rp22,4 juta untuk rumah tangga berpenghasilan rendah.
Bantuan tersebut disalurkan sejalan dengan kondisi masyarakat menengah ke bawah yang kesulitan menghadapi krisis biaya hidup di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Ekonomi Inggris memang sedang tidak baik-baik saja. Biaya hidup di sana meningkat imbas perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok.
Krisis biaya hidup di Inggris makin menjadi-jadi menjelang masuk musim dingin, namun terjadi pembatasan ekspor gas alam cair yang dilakukan Rusia terhadap negara-negara di Eropa.
Krisis gas yang terjadi di negara ini benar-benar membuat warganya menderita.
Biaya hidup dan tagihan listrik melambung naik, akibatnya banyak warga yang kalang kabut mencari uang untuk membayar kebutuhan hidup yang makin meroket. [rna]