Terletak di Khan Younis, Gaza Selatan, Qalaat Barquq adalah benteng abad ke-14 yang dibangun pada masa pemerintahan Mamluk Sultan Barquq. Saat ini, fasad depan benteng dan salah satu menaranya masih bertahan, sementara sebagian besar bangunannya telah diubah menjadi ruang tamu dan pertokoan.
4. Qasr el-Basha
Baca Juga:
Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur Ditemukan Arkeolog Malaysia di Bukit Choras
Qasr el-Basha merupakan bukti sejarah panjang dan aktivitas internasional selama puluhan tahun di Gaza. Dikenal sebagai Istana Pasha, Kastil Radwan, atau Benteng Napoleon, bangunan abad ke-13 ini pernah menjadi pusat kekuasaan bagi semua orang mulai dari Ottoman hingga Inggris. Karena kontrol perbatasan yang ketat, artefak yang ditemukan di Gaza tidak dapat dengan mudah meninggalkan negara tersebut yang berarti bahwa Qasr el-Basha telah menjadi gudang penting bagi temuan arkeologis yang dibuat di Jalur Gaza.
5. Masjid Al-Omari
Masjid Al -Omari adalah Masjid Agung Gaza, sekaligus masjid tertua dan terbesar di kota ini, dibangun di daerah Jabaliya lebih dari 700 tahun yang lalu. Bangunan tersebut rusak parah selama serangan Israel ke Gaza pada tahun 2014.
Baca Juga:
Pantai Kuno di Italia Dibuka Kembali Usai Renovasi
Sebagai bagian dari Operasi Defensive Edge, masjid tersebut terkena serangan udara yang menghancurkan sebagian besar atapnya. Namun, menara abad ke-13, yang diyakini sebagai bagian tertua dari bangunan tersebut, selamat dari konflik dan masih berdiri hingga saat ini.
6. Rumah Al Ghussein
Rumah Al Ghussein adalah bangunan bersejarah yang berasal dari akhir periode Ottoman dan merupakan rumah konsul Inggris pada masa Mandat Inggris. Dibangun oleh keluarga kaya Al-Ghussein pada abad ke-18, rumah tersebut merupakan salah satu dari banyak bangunan bersejarah di Gaza yang mengalami kerusakan dan pembusukan akibat krisis yang sedang berlangsung.