WahanaNews.co | Fisikawan Amerika Serikat dan penemu bom atom, Julius Robert Oppenheimer, menjadi sorotan usai film biopik berjudul "Oppenheimer" tayang di bioskop sejak Rabu (19/07/23).
Di dunia nyata, ia sempat menjadi direktur Laboratorium Los Alamos yang bertanggung jawab dalam riset dan desain bom atom di Proyek Manhattan. Ia menyaksikan uji coba pertama bom ini pada Juli 1945.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Oppenheimer juga disebut terlibat dalam keputusan AS menjatuhkan bom atom di Nagasaki, Jepang. Setelah itu, ia mundur dari jabatan dan menyerukan proliferasi senjata nuklir.
Ia lalu membantu AS mengusulkan proposal terkait kontrol internasional atas energi atom, demikian dikutip The Atlantic.
Usai nyaris 80 tahun pengeboman itu, ilmuwan Amerika Serikat, Jennifer Mack, memperkirakan setidaknya delapan negara melakukan lebih dari 2.000 tes bom nuklir. Setengah uji coba ini, dilakukan AS, demikian dikutip New York Times.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Berikut deret negara yang berlomba-lomba meningkatkan senjata nuklir, dikutip dari berbagai sumber.
1. Amerika Serikat
Laporan Bulletin of the Atomic Scientist menyebutkan AS memiliki total persediaan hulu ledak nuklir 5.244 per Januari 2023.
Lebih rinci, persediaan hulu ledak mencapai 3.780. Dari jumlah ini, yang sudah dikerahkan 1.770 hulu ledak, dan cadangan mencapai 1.938.
Sementara itu, hulu ledak yang dipensiunkan dan menunggu pembongkaran 1.536.
2. Rusia
Tahun ini, hulu ledak nuklir Rusia bertambah 12 unit dari tahun sebelumnya.
Menurut laporan Bulletin of the Atomic Scientists menyatakan Rusia punya persediaan hulu ledak nuklir sekitar 4.489 unit. Dari jumlah ini, sekitar 1.674 unit dikerahkan.
Militer Rusia juga memiliki 1.400 persediaan hulu ledak yang dipensiunkan dan menunggu pembongkaran.
Rusia sedang dalam tahap akhir dari modernisasi kekuatan nuklir strategis dan non-strategisnya selama beberapa dekade.
Mereka ingin menggantikan senjata era Soviet dengan sistem terbaru.
Pada Desember 2022, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melaporkan senjata modern dan peralatan sekarang merupakan 9,13 persen dari triad nuklir. Angka ini naik 2,2 persen dari tahun sebelumnya.
Triad nuklir merupakan kekuatan militer terdiri dari peluncuran rudal nuklir dari darat, kapal selam bersenjata nuklir, dan pesawat strategi dengan bom dan rudal nuklir.
3. India
India diperkirakan telah memproduksi sekitar 700 kilogram plutonium untuk tingkat senjata.
Jumlah ini disebut cukup untuk membuat 138 hingga 213 hulu ledak nuklir.
4. Korea Utara
Pada 2017, seorang pejabat Korea Utara sempat mengancam Pyongyang bakal melakukan uji coba bom hidrogen di Samudra Pasifik.
Pernyataan itu mencuat usai eks Presiden AS, Donald Trump, menyebut pemimpin Korut Kim Jong UN sebagai "manusia roket," demikian dikutip CNN.
Korut diyakini telah mengembangkan kemampuan senjata nuklir, tetapi ada ketidakpastian soal pembuatan senjata.
Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, mengatakan Korut telah menghasilkan bahan fisik yang cukup, berdasarkan penilaian intelijen.
"Ini berpotensi membangun 30-60 hulu ledak, bukan berarti mereka harus membangun banyak senjata operasional," kata Kristensen.
5. China
China terus berusaha mengembangkan program senjata nuklir modern mereka.
Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan China telah memproduksi sekitar 410 hulu ledak nuklir per Maret 2023.
Namun, menurut laporan Kementerian Pertahanan AS, China diperkirakan bakal memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.[sdy]