WahanaNews.co | Dunia kembali digemparkan dengan babak baru invasi Rusia ke Ukraina.
Kali ini, negara-negara ramai mengecam dugaan pembantaian massal yang dilakukan pasukan Rusia di sekeliling Ibu Kota Kyiv, Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Baru-baru ini, Ukraina mengklaim menemukan setidaknya lebih dari 400 jasad diduga warga sipil di Kota Bucha, Irpin, dan kota-kota lainnya dekat Kyiv.
Penemuan jasad ini berlangsung usai pasukan Rusia memutuskan hengkang dari sekitar Kyiv.
Berbagai foto dan video yang beredar memperlihatkan ratusan mayat tergeletak di jalanan di kota-kota sekeliling Kyiv, terutama di Bucha dan Irpin.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Beberapa jasad warga Ukraina itu terlihat terikat dan ditembak dari jarak dekat.
Temuan ini memicu desakan investigasi hingga kecaman internasional terhadap Rusia.
Beberapa negara seperti Spanyol dan Polandia bahkan menuding Moskow telah melakukan genosida terhadap warga Bucha, Ukraina.
Namun, Rusia membantah segala tudingan pembantaian warga sipil di Ukraina.
Moskow menuding foto dan video yang menyebar itu sengaja dibuat-buat untuk menjatuhkan reputasi Rusia di mata dunia.
Rusia bahkan menuding pasukan Ukraina lah yang membunuh sendiri orang-orang tersebut.
"Analisis video membuktikan bahwa banyak di antara mereka yang dibunuh memakai kain putih pada tangan mereka - lambang status netral atau persahabatan terhadap pasukan Rusia. Kemungkinan besar orang-orang tersebut dibunuh pasukan Ukraina karena 'bekerja sama' dengan Rusia.Pada saat yang sama, salah satu video lain semakin populer," demikian pernyataan Rusia yang diterima media dari kedutaannya di Jakarta, Selasa (5/4).
Rusia menuturkan tudingan pembantaian ini bermula ketika pasukannya keluar dari wilayah Kyiv sekitar 30 Maret lalu.
Saat itu, seluruh pasukan Rusia yang sempat mengepung kota-kota di dekat Kyiv dan menuju ibu kota ditarik keluar wilayah tersebut, termasuk dari Kota Bucha.
Namun, Rusia mengklaim artileri pasukan Ukraina terus melanjutkan serangan pada pasukannya yang sedang keluar wilayah itu dan area permukiman di sekitarnya.
Rusia juga menuturkan sehari setelahnya, 31 Maret, Wali Kota Bucha Anatoly Fedoruk mengonfirmasi lewat pesan video bahwa tidak ada pasukan Moskow di kotanya.
Kremlin juga mengklaim sang wali kota mengonfirmasi tak ada penduduk Bucha yang ditembak ataupun tangannya diikat ditemukan di jalanan.
Pada 1 April, Rusia mengklaim muncul pesan-pesan pemberitahuan pemberlakuan jam malam yang tersebar di antara warga Bucha. Penduduk kota pun dilarang keluar dari rumah selama lima hari ke depan.
"Pada saat yang sama, pasukan Ukraina memublikasikan video mereka dari jalan-jalan Kota Bucha dan tidak ada seorang pun yang ditembak. Jam malam ditiadakan tanggal 3 April," demikian bunyi pernyataan Kedubes Rusia menambahkan.
Pada 2 April, analisis Rusia mengklaim ada satuan pertahanan wilayah dari Kyiv masuk ke Kota Bucha. Namun, Moskow tak menjelaskan identitas satuan pertahanan itu ataupun kubunya.
Rusia mengklaim di antara satuan tersebut ada unit yang dikepalai Sergei Korotkih alias Botsman yang dikenal Rusia sebagai kaum neo-Nazi yang telah bergabung dalam batalion Azov, bagian dari pasukan Ukraina.
"Justru dia yang memberikan perintah untuk menembak orang tanpa ada tanda khusus, yaitu warga sipil biasa. Dalam video salah satu prajurit batalion yang dikepalai Botsman dia bertanya: 'Ada orang-orang yang tidak bertanda apa pun, boleh kita tembak mereka?' 'Tentu!', ada yang menjawab," bunyi pernyataan Rusia lagi.
Rusia mengklaim pesan-pesan hingga foto dan video soal pembunuhan warga sipil di Bucha mulai beredar pada 3 April.
Pada 4 April, Rusia menuturkan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengunjungi Kota Bucha didampingi puluhan wartawan, termasuk wartawan asing.
Namun, Moskow mengklaim Ukraina menutup akses wartawan ke Kota Bucha setelah Kemhan Rusia mengeluarkan pernyataan resmi soal penarikan pasukan dari Kyic dan Bucha.
"Analisis video membuktikan banyak di antara mereka yang dibunuh memakai kain putih pada tangan mereka - lambang status netral atau persahabatan terhadap pasukan Rusia. Kemungkinan besar orang-orang tersebut dibunuh pasukan Ukraina karena 'bekerja sama' dengan Rusia." [bay]